<span style="font-size: 17px;"><strong>PENASULTRA.ID, BAUBAU</strong> - </span><span style="font-size: 17px;">Komando Distrik Militer (Kodim) 1413 Buton mengamankan meriam yang berada di depan Masjid Kadolomoko Kota Baubau untuk dirawat di markas komando (Mako).</span> <span style="font-size: 17px;">Aksi pengambilan meriam yang merupakan aset peninggalan budaya masyarakat Buton menjadi perbincangan masyarakat Baubau. </span> <span style="font-size: 17px;">Tindakan yang dilakukan oleh Kodim 1413 Buton pada 9 Juli 2024 kemarin banyak menuai protes dari masyarakat, dikarenakan benda tersebut merupakan peninggalan sejarah kesultanan Buton.</span> <span style="font-size: 17px;">Direktur Limbo Wolio Institute, La Ode Abdul Ghaniyu Siadi yang merupakan salah satu lembaga pemerhati budaya di Baubau meminta pihak Kodim agar mengembalikan meriam yang diambil tersebut.</span> <span style="font-size: 17px;">"Meriam itu bukan terbengkalai, tapi masjidnya sementara pembangunan/rehab. Jadi sebaiknya dikembalikan, karena masyarakat juga tidak setuju," kata </span><span style="font-size: 17px;">La Ode Abdul Ghaniyu Siadi, Rabu 10 Juli 2024.</span> <span style="font-size: 17px;">Menurutnya,</span><span style="font-size: 17px;"> keberadaan meriam di Masjid Kadolomoko merupakan penanda bahwa masjid ini adalah salah satu masjid Kalimbo-limbo atau masjid khusus sub atau anak dari Masjid Agung Keraton Buton </span> <span style="font-size: 17px;">"Jika meriam tersebut diambil lalu yang menjadi simbol penanda bahwa masjid itu adalah Masjid Kalimbo-limbo sudah tidak ada. Anak cucu kita nanti tambah tidak tahu bagian-bagian sejarah ini," ujar </span><span style="font-size: 17px;">La Ode Abdul Ghaniyu Siadi.</span> <span style="font-size: 17px;">Terkait meriam yang berada di belakang rumah warga di Kelurahan Wajo atau yang tergelatak disembarang tempat lainnya, La Ode Abdul Ghaniyu Siadi mengatakan, sebaiknya dikaji lebih dulu.</span> <span style="font-size: 17px;">Pihak dinas yang menaungi kebudayaan harusnya cepat tanggap terhadap hal-hal seperti ini. Benda-benda sejarah seperti ini diatur dalam undang-undang pemajuan kebudayaan.</span> <span style="font-size: 17px;">"Pindah tempat itu artinya tidak lagi berada disitu. Mengapa benda-benda sejarah ada disitu? Karena ada sesuatu, bukan hanya sekedar penghias, melainkan ada nilai dan sejarah nya," beber </span><span style="font-size: 17px;">La Ode Abdul Ghaniyu Siadi</span><span style="font-size: 17px;">.</span> <span style="font-size: 17px;">Menanggapi hal tersebut, Dandim 1413 Buton, Letkol Inf Ketut Janji mengatakan pengambilan meriam tersebut bertujuan hanya untuk mengamankan. Bukan untuk di bawah kemana-mana, seperti yang di isukan akan dibawa ke Kendari. </span> <span style="font-size: 17px;">“Kami tidak bawa kemana-mana, kami cuma amankan di Kodim. Jadi informasi yang beredar itu salah. Kita amankan di Kodim, tidak ada pembangunan apa-apa seperti informasi yang beredar," beber </span><span style="font-size: 17px;">Letkol Inf Ketut Janji.</span> <span style="font-size: 17px;">Menurutnya, jika memang meriam tersebut masih di butuhkan, maka akan dikembalikan. Pihaknya cuma perhatian saja, karena barang-barang itu tidak berada ditempat yang selayaknya. </span> <span style="font-size: 17px;">“Tujuannya supaya yang terbengkalai dirawat di Makodim. Kami sudah sampaikan juga ke pemda dan Kesultanan Buton, kalau masyarakat tidak menerima hal itu, kami kembalikan lagi ke tempatnya,” ujar </span><span style="font-size: 17px;">Letkol Inf Ketut Janji.</span> <span style="font-size: 17px;">Kodim 1413 Buton nantinya akan menginventarisir seluruh meriam terbengkalai dan akan dikembalikan saat pemda maupun Lembaga Adat Kesultanan Buton membutuhkan.</span> <span style="font-size: 17px;">“Kalau memang ketua adat kesultanan mengizinkan kami untuk mengamankan meriam yang tergeletak di sembarang tempat, maka kami amankan. Kalau tidak diperbolehkan, maka kami kembalikan,” </span><span style="font-size: 17px;">Letkol Inf Ketut Janji memungkas</span><span style="font-size: 17px;">.</span> <strong><span style="font-size: 17px;">Penulis: Rusman</span></strong> <strong> <span style="font-size: 17px;">Editor: Yeni Marinda</span></strong><!--/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_bodytext_240711_080759_305.sdocx--> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/NPeICX_dH8g?si=PHtyH3-mwiyZXFPh
Discussion about this post