PENASULTRAID, JAKARTA – PT Sanggar Sarana Baja (SSB) kembali menegaskan komitmennya dalam menyediakan solusi yang komprehensif dan berkualitas tinggi melalui kemitraan strategis dengan Terex, produsen global terkemuka alat berat khususnya Rough Terrain Crane.
Terex Rough Terrain Cranes dirancang dan dirakit di sebuah fasilitas manufaktur yang berlokasi di Crespellano (BO), Italia, yang juga menaungi departemen Research & Development (R&D), produksi, penjualan, layanan, dan suku cadang dalam satu lokasi.
Setiap crane adalah hasil dari keahlian dan dedikasi tim yang sangat terampil dengan pengalaman bertahun-tahun di industri peralatan angkat. Di balik setiap mesin terdapat proses produksi efisien yang didorong oleh pengetahuan teknik, ketepatan teknis, dan komitmen yang kuat terhadap kualitas.
Perpaduan ini dan orang-orang di baliknya menjadikan Terex Italia sebagai nama yang dipercaya dalam memberikan solusi pengangkatan yang andal dan efisien di seluruh dunia.
Rough Terrain Cranes yang diproduksi oleh Terex dirancang khusus untuk menghadapi medan berat dan menantang, menjadikannya pilihan ideal bagi sektor konstruksi, pertambangan, dan energi. Kehadiran unit-unit ini semakin memperkuat layanan solusi pengangkatan milik SSB, yang sebelumnya telah diperkuat oleh crane truck dari Palfinger.
Direktur SSB, Johan Budisusetija menegaskan fokus SSB tidak hanya pada produk, tetapi juga pada penyediaan layanan menyeluruh demi menjamin keamanan dan keberlanjutan operasional pelanggan.
“Kemitraan ini merupakan upaya kami untuk menyediakan lifting solution terbaik dengan kualitas tinggi yang sesuai dengan kebutuhan industri. Kami juga memastikan layanan after sales dan dukungan teknis yang komprehensif untuk mendukung operasional pelanggan secara optimal,” ujar Johan dalam keterangannya, Kamis 22 Mei 2025.
“Melalui kerja sama ini, SSB akan menyediakan crane kelas dunia yang berfokus pada efisiensi, dan produktivitas dengan sistem keamanan yang telah memenuhi standar internasional,” tambah Johan.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian dan Kementerian Ketenagakerjaan terus mendorong peningkatan standar keamanan dan keselamatan kerja (K3) di sektor alat berat.
Data resmi menunjukkan bahwa angka kecelakaan kerja yang melibatkan peralatan berat masih menjadi perhatian serius. Pada 2023, tercatat lebih dari 1.200 insiden kecelakaan kerja terkait operasional alat berat, dengan 60% di antaranya terjadi di sektor konstruksi dan pertambangan.
Sementara itu, Kementerian Ketenagakerjaan melaporkan 162.327 kasus kecelakaan kerja di seluruh Indonesia pada 2024, menegaskan urgensi penerapan K3 yang ketat di setiap lini industri.
Discussion about this post