“Karena itulah, lomba Napak Tilas dilakukan lebih pada upaya menghampiri pengalaman yang pernah dilaluinya dalam perjuangan melawan kezaliman, penindasan, dan ketidakadilan kaum penjajah,” ujar Ali Mazi.
Ia menambahkan, tanpa bermaksud menghilangkan esensi dari makna perjuangan yang sesungguhnya, maka penyederhanaan lintasan lomba, diharapkan tidak mereduksi penghayatan dan pemaknaan luhur dari nilai-nilai heroisme Sultan Himayatuddin Muhammad Saydi.
Adapun kritik seputaran pelaksanaan lomba tersebut, terutama menyangkut logistik yang kurang terdistribusi secara merata, karena waktu pemberangkatan yang tidak bersamaan dari peserta, Ali Mazi mengatakan hal itu tetap akan menjadi catatan penting sebagai bahan evaluasi dan perbaikan pelaksanaan di tahun-tahun mendatang.
“Terkait adanya berita tentang terlantarnya peserta dan larinya panitia dari tanggung jawab, tidak perlu ditanggapi berlebihan, karena perihal itu adalah pewartaan yang lebih menyajikan sensasi belaka ketimbang fakta sebenarnya,” sambung dia.
Secara khusus, Ali Mazi menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh panitia pelaksana yang dipimpin oleh Pj Sekda Provinsi Asrun Lio, Biro Pembangunan Setda Sultra yang mengkoordinir kegiatan pameran, Pemerintah Kota Baubau sebagai tuan rumah, dan Pemerintah Kabupaten Buton atas dukungannya dalam penyelenggaraan Napak Tilas.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh peserta yang berpartisipasi, seluruh petugas keamanan dan ketertiban TNI/Polri dan Satpol PP.
Discussion about this post