PENASULTRA.ID, KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami inflasi tahunan atau year on year (yoy) sebesar 1,06 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,12.
Inflasi tertinggi terjadi di Kolaka sebesar 1,74 persen dengan IHK sebesar 106,98 dan terendah terjadi di Konawe sebesar 0,43 persen dengan IHK sebesar 105,75.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Sultra, Surianti Toar mengatakan, inflasi tahunan terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran.
Diantaranya kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,16 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,21 persen, dan kelompok transportasi sebesar 0,31 persen.
Kemudian kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 3,27 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,06 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,46 persen.
“Lalu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,02 persen,” kata Surianti, Selasa 1 Oktober 2024.
Menurutnya, komoditas yang dominan memberikan andil inflasi antara lain sigaret kretek mesin (SKM), beras, emas perhiasan, mobil, gula pasir, sepeda motor, sigaret kretek tangan (SKT), sigaret putih mesin (SPM), jeruk nipis/limau, cabai rawit, kangkung, bayam, mainan anak, kopi bubuk, ayam goreng, jagung muda/putren, mie kering instan, mie, air kemasan serta pelumas/oli mesin.
“Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi bulanan atau m to m, antara lain: pisang, kacang panjang, jeruk nipis/limau, pepaya serta ikan gabus,” ujar Surianti.
Discussion about this post