“Hati hati melewati jalan ini agak licin karena hujan dan jangan keluar dari trek. Biar bagaimanapun ini adalah tanah adat dan tolong menjaga adab,” ungkap Om Markus salah seorang guide setempat merupakan penduduk asli di pegunungan Kelimutu.
Ia mengaku sering kewalahan dengan tingkah pola anak anak muda yang memiliki keingintahuan cukup besar sehingga terkadang mereka sering membahayakan diri sendiri dengan keluar trek dan berada di sisi curam danau hanya untuk mengambil foto.
Danau Kelimutu sendiri termasuk danau vulkanik yang terbentuk akibat dari aktivitas gunung berapi. Luas area yang dimiliki Danau Kelimutu sekitar 1.050.000 meter persegi dan dapat menampung air 1.292 juta meter kubik.
Keindahan Danau Kelimutu pertama kali ditemukan oleh seorang warga Belanda yang bernama Van Such Telen yakni pada tahun 1915. Kemudian sekitar tahun 1929, seorang seniman yang bernama Y. Bournan melukis dan menulis tentang danau tersebut.
Nama Kelimutu sendiri berasal dari dua buah suku kata, yakni Keli yang artinya Gunung dan Mutu yang artinya Mendidih. Sehingga jika digabungkan menjadi gunung yang mendidih.
Pada tanggal 26 Februari tahun 1992, kawasan dimana danau ini berada ditetapkan sebagai kawasan konversi alam nasional. Saat ini dikenal dengan nama Taman Nasional Kelimutu.
Begitulah, walau ditingkahi kabut tebal yang kerap menghalangi pandangan, rinai hujan dan angin cukup kencang, kepuasan tersendiri akhirnya didapat ketika tim sampai di puncak tertinggi pendakian. Ketiga danau tersebut dapat disaksikan langsung dari atas tanpa penghalang. Setelah diatas selama 20 menit, tim akhirnya memutuskan untuk kembali ke parkiran.
Sesampainya di area parkir, angin mulai terasa kencang dan mengisi perut dengan makanan berat menjadi pilihan tepat. Tidak perlu ragu karena disini banyak tersebar warung-warung makan dan juga toko cenderamata yang menyediakan segala kebutuhan pengunjung.
Perut terisi penuh dan semangat kembali fit, walau hujan semakin rapat tim JKW PWI memutuskan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan raincoat lengkap untuk mencapai destinasi selanjutnya yakni Larantuka.
Editor: Basisa
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post