Pada program ini, Unsultra menghadirkan enam narasumber ahli. Sosialisasi awal mengenai penerapan teknologi hidrogel-nano material pada tanah salin disampaikan oleh seluruh tim PKM Bima pada Juli 2025.
Pada Agustus 2025, Dr. Ir. La Panga P., M.Si. memberikan pelatihan pembibitan dan teknik budidaya, sementara La Oge, SP., M.P. memberikan materi tentang pemeliharaan kesehatan tanaman dan pengelolaan hama.
Selanjutnya, pada September 2025, Wd Syafitri Salsabila, S.Si., M.Si. menyampaikan pelatihan penanganan pascapanen untuk mendorong jiwa kewirausahaan.
Kemudian, Chef Moni Rajab memberikan pelatihan inovasi produk pascapanen dengan mengajari pembuatan saus sambal dan cabai bubuk. Terakhir, Supriyadi, S.Ak., M.E. memberikan pelatihan manajemen kelompok tani untuk meningkatkan kolaborasi dan keberlanjutan.
Melalui pendekatan sosialisasi, pelatihan teknis, penerapan teknologi, dan pendampingan, program ini menargetkan peningkatan keterampilan masyarakat dalam budidaya dan pengolahan cabai, terbentuknya kelompok tani, serta ketersediaan produk olahan dan buku panduan.
“Dampak jangka panjang yang diharapkan adalah peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat pesisir dan terbentuknya model usaha tani cabai berbasis inovasi yang berkelanjutan,” Salsa memungkas.
Untuk diketahui, Bima Kemendiktisaintek hadir untuk mengelola program-program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Melalui Bima, para dosen dan peneliti di perguruan tinggi bisa mengajukan proposal, mengelola, dan melaporkan kegiatan penelitian dan pengabdian yang mereka lakukan.
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post