<strong>PENASULTRA.ID, SURABAYA</strong> - Ramadan mewajibkan umat muslim untuk berpuasa mulai dari azan subuh di dini hari, hingga azan maghrib di malam hari. Kewajiban puasa ini tak jarang dianggap menurunkan stamina seseorang. Tak terkecuali bagi sebagian mahasiswa dan pelajar yang merasa lelah karena tetap harus berkuliah dan bersekolah selama bulan puasa. Menanggapi hal itu, Ketua Majelis Pendidikan Tinggi (Diktilitbang) Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. Bambang Setiaji mengajak mahasiswa untuk membuang jauh-jauh pemikiran tersebut. Ramadan sebagai bulan yang penuh ampunan dan berkah, kata dia, justru seharusnya dijadikan waktu untuk berlomba-lomba mencari kebaikan dan hal positif. Termasuk menambah semangat untuk belajar. "Istilahnya bulan puasa adalah bulan belajar, justru harus meningkatkan semangat, baik ilmu agama maupun ilmu bermanfaat," kata Prof Bambang dalam Webinar Komunitas SEVIMA, Jumat 31 Maret 2023 pagi. Prof. Bambang yang kini juga memimpin kampus Muhammadiyah di ibukota baru, yaitu Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (Kaltim) itu juga mengingatkan puasa jangan menjadi alasan bagi mahasiswa untuk bermalas-malasan. Justru mahasiswa harus lebih bersemangat untuk mencari ilmu agar mendapatkan berkah yang berlipat ganda. "Melakukan aktivitas perkuliahan itu tidak boleh mengeluh karena bukan termasuk pekerjaan kasar dan berat. Jadi tetap semangat dan bahkan bulan puasa itu bulan untuk belajar," pesannya. Lalu bagaimana mahasiswa bisa tetap semangat berkuliah sambil berpuasa? Prof. Bambang memberikan tips menjalani bulan Ramadan bagi mahasiswa untuk meraih berkah sebanyak-banyaknya di Webinar Komunitas SEVIMA. <strong>Berikut tiga tipsnya:</strong> <strong>Perbanyak Belajar</strong> Menurut Prof Bambang mahasiswa harus memperbanyak belajar saat bulan Ramadan. Manfaatkan waktu-waktu luang seperti menjelang buka puasa, atau biasa disebut sebagai waktu ngabuburit, untuk belajar. Karena ilmu yang bermanfaat jika dipelajari bisa menjadi pahala bagi umat muslim. Ketika otak digunakan untuk belajar, maka secara otomatis pelajar juga disibukkan dengan aktivitas positif sehingga dapat melupakan pikiran yang distraktif atau mengganggu. Bahkan tak menutup kemungkinan pula, bisa melupakan lapar dan dahaga karena sibuk belajar. Hasilnya belajar tidak hanya meningkatkan pahala seseorang, tapi juga memperkuat kemampuan puasa dan iman. "Kalau mahasiswa, belajar di tempat ber-AC, harus puasa, tetap semangat, dan bahkan jadikan bulan puasa itu sebagai bulan belajar. Sambil ngabuburit, baca-baca. Belajar bukan termasuk kerja kasar dan kerja berat, malah justru meringankan puasa," ucapnya. <strong>Perbanyak Baca Alquran</strong> Jangan melewatkan waktu jika ada kesempatan untuk membaca Alquran, bahkan jumlahnya bisa ditingkatkan lagi. Membaca Alquran menurut Prof Bambang dapat meningkatkan semangat dan rasa syukur seseorang. "Kalau biasanya membaca Alquran 10 halaman, saat Ramadan ditingkatkan jadi 20 halaman, sambil ngabuburit baca Alquran. Nantinya ketika baca Alquran saja berjalan dengan baik, belajar juga pasti berlangsung dengan baik," ujarnya. <strong>Perbanyak Sedekah</strong> Prof. Bambang Setiaji yang juga Guru Besar Program Studi Ekonomi Pembangunan ini mengingatkan kepada umat muslim, khususnya mahasiswa agar lebih dermawan saat bulan Ramadan. Karena satu kebaikan yang dikerjakan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Dengan banyak sedekah dan memaknai puasa, para pelajar bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Sekaligus lebih banyak bersyukur, karena masih banyak anak muda di luar sana yang ingin belajar namun mungkin belum memperoleh kesempatan tersebut karena masalah biaya maupun lainnya. Menyitir hadist yang diriwayatkan Ibnul Qayyim Rahimahullah dalam Zad al-Ma'ad, Nabi Muhammad SAW telah mencontohkan bagaimana baginda Nabi lebih banyak lagi melakukan kebaikan di Bulan Ramadan. Nabi Muhammad memperbanyak sedekah, berbuat baik, membaca Alquran, salat, dzikir dan i’tikaf. Mahasiswa perlu meneladani contoh Nabi Muhammad tersebut. "Mahasiswa marilah menjadi dermawan. Kalau mahasiswa misalnya belum punya uang lebih, untuk menjadi dermawan, bisa diganti dengan membantu masyarakat, meringankan beban orang tua dan keluarga, salah satunya dengan cara rajin belajar, itu bisa menjadi sedekahnya. Intinya berbuat baik dengan sesama, dengan demikian kita akan bisa memahami nikmatnya berkah belajar," pungkas Bambang Setiaji. <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/btie5KHCnrM
Discussion about this post