Berikutnya, Bupati Majalengka, Jawa Barat H. Karna Sobahi mengubah stigma daerah pensiunan itu menjadi gemebyar seperti sekarang dengan spirit kearifan lokal Ngamumule Budaya, Ngawangun Majalengka Raharja.
Lalu, Wali Kota Mojokerto, Jawa Timur Ika Puspitasari meski dengan anggaran kebudayaan yang kecil, tapi dengan Spirit Mojopahit yang besar, mampu menciptakan berbagai program menarik, sambil mengatasi berbagai tantangan. Di antaranya penghacuran bangunan bersejarah untuk kepentingan komersial.
Sedangkan, Wali Kota Parepare, Sulawesi Selatan H.M. Taufan Pawe meneguhkan kota pelabuhan itu dengan ikon baru sebagai Kota Cinta Sejati Habibie-Ainun, lengkap dengan aneka program hingga infra struktur pendukungnya.
Sementara, Wali Kota Tegal, Jawa Tengah H. Dedy Yon Supriyono dengan Jitak Jakwir-nya mengembangkan budaya lokal sebagai kekuatan masyarakat yang dedikatif, berkarakter, dan bermartabat.
Walikota Singkawang, Kalimantan Barat Tjhai Chui Mie pun demikian. Tjhai Chui Mie mampu “mengorkestrasi” modal budaya leluhur Tidayu (Tionghoa, Dayak Melayu) dengan perkembangan masa kini, untuk meraih kesejahteraan dalam keharmonisan.
Bupati Sumedang, H.Dony Ahmad Munir dengan roh Sumedanglarang, memelihara nilai-nilai lama yang baik, dan menggali nilai-nilai baru yang lebih baik untuk menjawab tantangan masa kini.
Terakhir, Wali Kota Semarang, Jawa Tengah H. Hendrar Prihadi menjaga keberagaman dalam kebersamaan. Antara lain dengan menggunakan media massa/media sosial dan teknologi baru yang sedang trend guna mewujudkan kota perdagangan dan jasa yang sejahtera.
Discussion about this post