Budaya Maya Menguat
Strategi dan kinerja bupati wali kota penerima penghargaan PWI ini menggunakan dua pendekatan yakni masa normal dan masa pandemi. Sementara itu, pada anugerah tahun sebelumnya, 2016 dan 2020, para bupati/walikota hanya menggunakan satu pendekatan, masa normal.
Pandemi Covid-19 yang tengah melanda umat manusia di seluruh muka bumi termasuk Indonesia, hingga saat ini hampir setahun, banyak sekali cara hidup (sebagai salah satu inti kebudayaan) yang terderupsi.
Yang dulu ada sekarang hilang, lalu muncul hal-hal baru yang dulu tidak pernah terbayangkan.
“Memang, pandemi telah memporak-porandakan kebudayaan lama yang berbasis dunia “nyata” (benda dan tak benda). Tapi pandemi pula yang telah mendorong umat manusia semakin memperkuat dan menciptakan budaya baru, “maya” (tapi nyata), berbasis teknologi dan kecerdasan buatan,” kata Yusuf Susilo Hartono.
Mencermati perkembangan yang ada, terutama menguatnya budaya maya yang akan mempengaruhi cara hidup manusia hari ini dan masa depan, Yusuf kembali menegaskan bahwa Anugerah Kebudayaan PWI Pusat 2022 bakal dilakukan pembaruan.
Untuk itu, guna menjaring berbagai masukan, menurut rencana pasca-HPN akan digelar “silaturahmi virtual” yang melibatkan para penerima Anugerah Kebudayaan PWI 2016, 2020, dan 2021, budayawan, akademisi, pemerintah pusat, dan pihak terkait lainnya.
Editor: Irwan
Discussion about this post