Padahal naluri tersebut sejatinya, jika tidak terpenuhi hanya akan membawa pada kegelisahan dan tak sampai pada kematian. Karena hal itu bukan merupakan kebutuhan jasmani, yang jika tak dipenuhi akan membawa pada kebinasaan. Inilah yang terjadi saat ini ketika tak sedikit di antara kaum muslim yang menjadikan budaya barat sebagai kiblat.
Olehnya itu, betapa berhasilnya kaum liberal menyebarkan virus kebebasan bertingkah laku. Salah satunya ritual saat perayaan Valentine’s Day yang sudah menjadi hal biasa pada saat ini dan dijadikan sebagai ajang hari maksiat sedunia. Namun, sadar atau tidak, sesungguhnya tak sedikit para remaja ataupun orang dewasa yang telah terjerumus dalam perangkap perayaan 14 Februari tersebut.
Padahal sejatinya budaya tersebut berasal dari barat yang begitu mengagung-agungkan kebebasan yang mana jauh dari budaya ketimuran yang begitu menjunjung tinggi norma yang ada di masyarakat terlebih norma agama.
Karena itu, telah jelas bagaimana sejarah awal mulanya dan apa saja tradisi-tradisi yang menyertai dalam perayaan tersebut. Padahal Rasulullah SAW. pun telah bersabda yang artinya, “Siapa yang meniru suatu kaum maka dia bagian dari kaum tersebut.” (HR. Abu Daud).
Dengan demikian, saat ini tidak mudah menciptakan suasana yang jauh dari budaya barat yang liberal, karena begitu banyak aspek yang mengondisikan terjadinya hal itu. Olehnya itu, peran keluarga, masyarakat dan terlebih negara begitu penting dalam memahamkan dan menjauhkan generasi muda saat ini dari budaya-budaya yang dapat merusak norma yang berlaku di masyarakat, terlebih norma agama. Wallahu a’lam bi ash-shawab.(***)
Penulis: Freelance Writer
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post