Di banyak kunjungannya ke daerah-daerah saat mendorong Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI), Angela mengakui terlihat sekali keterlibatan perempuan dalam ketahanan ekonomi. Mereka beradaptasi dengan teknologi dan menggunakan penjualan online sebagai solusi berjualan di masa pandemi.
Namun, sangat disayangkan peran perempuan masih sering dilihat sebelah mata, sehingga banyak yang tidak melihat kondisi mental dari perempuan akibat pandemi.
“UN Women menemukan 75% perempuan merasa terganggu kesehatan mentalnya di masa-masa pandemi Covid-19. Dan melihat kondisi ini, tentunya Kemenparekraf sebagai Kementerian, dengan sektor Parekraf yang di dominasi oleh perempuan, kami berkomitmen untuk terus memberikan dukungan kepada perempuan dalam menjalankan usaha Parekraf dan bekerja di lingkungan, di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif,” katanya.
Kemenparekraf, kata Angela, telah memfasilitasi akses permodalan, pendampingan usaha, fasilitasi HKI, peningkatan kualitas kerja melalui pelatihan dan sertifikasi, promosi, events, on boarding ke platform digital dan masih banyak lagi.
Kemenparekraf juga mendorong program wirausaha, agar semakin banyak perempuan bisa terlibat sebagai entrepreneur-entrepreneur sehingga bisa menciptakan ekosistem wirausaha yang berpihak kepada perempuan.
“Kenapa perempuan harus pintar dan tangguh? Jawabannya sederhana, karena mereka lah yang membimbing generasi penerus bangsa, pembangunan karakter, generasi berakhlak itu, seyogyanya dibangun dari rumah,” kata Angela.
Discussion about this post