Oleh: Fitri Suryani, S.Pd
Menjelang pergantian tahun tak sedikit terompet, kembang api atau petasan yang dijajakan dan laris manis terjual. Namun ternyata pada saat pergantian tahun tak hanya barang tersebut yang laris, tetapi ada juga barang lain yang tak kalah diburu oleh sebagian orang, yaitu alat kontrasepsi seperti kondom.
Sebagaimana penjualan kondom di Kota Kendari laku keras untuk kaum remaja. Hal ini selaras dengan kebutuhan pengguna alat kontrasepsi yang meningkat jelang natal dan tahun baru (nataru).
Aturan tentang penjualan kondom memang sudah secara nyata diatur dengan pelarangan penjualan kondom bagi yang di bawah umur, namun hal tersebut sudah menjadi rahasia umum bahwa masih banyak supermarket yang menjual kondom tanpa menanyakan langsung ke pembeli.
Hal ini turut dikatakan oleh salah satu kasir AA (27) supermarket yang cukup terkenal di Kota Kendari. Jika sering pembeli kondom langsung melakukan pembayaran tanpa ragu. “Langsung bayar sambil menundukan muka biasanya saya lihat paling banyak remaja, paling jarang yang sudah berumah tangga,” kata dia.
Karena sejatinya Kota Kendari berjuluk kota bertakwa seharusnya terhindar dari perilaku-perilaku menyimpang dari norma agama, banyaknya remaja yang menjadi mayoritas pembeli kondom membuktikan merebaknya pergaulan bebas pada remaja Kota Kendari (Telisik.id, 16/12/2022).
Secuil fakta di atas, seakan menjadi tanda tanya besar, mengapa kondom begitu laku keras di akhir tahun dibandingkan dengan hari-hari biasa lainnya? Hal itu pun sudah hampir menjadi tradisi setiap menyambut kedatangan tahun baru. Serta tak sedikit orang dewasa dan tak terkecuali para remaja mencari barang tersebut.
Tak dipungkiri, hal itu dijadikan kesempatan untuk meraup untung yang menggiurkan bagi para pebisnis. Mengingat barang tersebut laris manis di pasaran, karena banyak yang mencarinya. Bisnis kondom pun bak bom atom.
Di satu sisi dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah bagi pelaku bisnis, namun di sisi lain sungguh sangat memprihatinkan jika barang tersebut disalahgunakan bagi pasangan yang tak halal.
Tentu sangat disayangkan, jika generasi saat ini lebih disibukkan oleh kegiatan euforia sesaat bahkan sesat. Apalagi mendatangkan mudarat. Apa jadinya negeri ini jika generasi penerusnya tak dapat diharapkan. Sebab, pergaulan bebas bahkan seks bebas begitu marak dan sulit dibendung lagi.
Seperti dilansir dari Merdeka.com (23/07/2019) bahwa seks bebas merupakan salah satu masalah yang terjadi di banyak negara termasuk Indonesia. Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa sekitar 33 persen remaja di Indonesia pernah melakukan hubungan seks penetrasi. Miris!
Data tersebut tentu baru yang nampak dan tidak menutup kemungkinan data di lapangan jauh lebih banyak. Bisa dibayangkan kalau generasi saat ini saja memiliki perilaku yang jauh dari harapan. Bagaimana dengan generasi selanjutnya?
Perbuatan itu tentu bukan tanpa sebab, mengingat ada banyak faktor yang dapat memicu adanya seks bebas pada pasangan yang tak sah, tak terkecuali para remaja yang masih bau kencur.
Discussion about this post