Tes ini digunakan untuk mengukur keberhasilan calon mahasiswa mengambil berbagai mata kuliah hingga menyelesaikan studinya.
“Kalau sekadar pintar hapalan, begitu diarahkan ke tantangan keilmuan yang kompleks, dia belum tentu bisa survive. Tes potensi skolastik mengukur kemampuan penalaran dan analisis. Kalau tinggi diharapkan dia dapat menyelesaikan studinya dengan baik,” tambah Tjitjik.
Tes literasi ditekankan pada pemahaman siswa terkait bahasa dan kemampuan menarasikan pikirannya. Sedangkan matematika mengujikan sejauh mana kemampuan penalaran siswa di bidang matematika yang direpresentasikan melalui penalaran dasar.
“Kami menjamin obyektivitas dan akuntabilitas,” tegas Tjitjik.
Di Yogyakarta, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Arie Sujito juga menegaskan komitmen untuk memfasilitasi seluruh peserta secara baik. UGM juga berkomitmen menjunjung integritas dengan mengantisipasi adanya tindakan kecurangan dalam pelaksanaan ujian.
“Jadi, kita mengupayakan langkah untuk mendeteksi kecurangan melalui pemeriksaan pada seluruh peserta sebelum memasuki ruang ujian. Hal ini dilakukan untuk membangun kepercayaan di awal bahwa ujian diselenggarakan secara profesional,” kata Arie.
Tiga Jalur Masuk
Ada tiga jalur seleksi yang bisa diikuti lulusan sekolah menengah di Indonesia untuk masuk ke perguruan tinggi. Pertama adalah jalur prestasi, dimana siswa masuk berdasar nilai yang diperolehnya selama menempuh pendidikan di sekolah menengah. Sebanyak 143.805 calon mahasiswa sudah diterima di 137 perguruan tinggi negeri se-Indonesia, dalam pengumuman yang disampaikan pada 28 Maret 2023.
Jalur kedua, adalah SNBT yang saat ini sedang berlangsung. Menurut data panitia nasional penerimaan mahasiswa baru, jalur ini diikuti oleh 803.853 peserta, dengan tes berbasis komputer diselenggarakan 8-14 Mei dan 22-28 Mei di 74 lokasi. Ada 203.980 kursi perguruan tinggi yang diperebutkan oleh seluruh peserta dalam SNBT kali ini.
Jalur terakhir adalah seleksi mandiri, yang diselenggarakan oleh masing-masing perguruan tinggi negeri, pada sekitar pertengahan tahun 2023. Setiap tahun, ada sekitar dua juta mahasiswa baru di Indonesia, dengan hanya 680 ribuan yang memperoleh bangku perguruan tinggi negeri.
Discussion about this post