PENASULTRA.ID, JAKARTA– Perkara pemecatan Dokter Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kini terus menjadi bahan perbicangan di kalangan warganet hingga viral di media sosial.
Bukan tanpa alasan, pemecatan mantan Menteri Kesehatan ini dilakukan berdasarkan rekomendasi Majelis Kode Etik Kedokteran (MKEK) IDI pada Mukhtamar ke 31 di Banda Aceh 25 Maret 2022 lalu.
Rekomendasi itu pun diamini dalam rapat bersama Komisi IX DPR pada Senin 4 April 2022. Pertemuan itu menjadi hal mendasar atas pemberhentian mantan Menteri Kesehatan Terawan Putranto dari keanggotaan IDI.
Dikeluarkannya Dokter Terawan dari keanggotaan IDI pun menuai kontroversi. Beberapa alasan pemecatan diumumkan atas Dokter Terawan yang dinilai melakukan pelanggaran etik berat (serious ethical misconduct). Serta dianggap tidak beritikad baik sepanjang 2018-2022.
Disisi lain, terdapat alasan pemecatan atas masalah besar pada metode Digital Subtraction Angiography (DSA) yang diperkenalkan oleh Terawan. Kondisi ini juga menuai pertanyaan dari masyarakat terkait dampak atas pemecatan itu. Artinya, bagaimana dengan praktek dokter DSA lainnya.
Pertanyaan ini sebenarnya turut dilontarkan oleh Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) pusat, Firdaus.
Ketua SMSI ini juga mempertanyakan bahwa semestinya dalam penyelesaian masalah Dokter Terawan, pihak majelis mengutamakan pelayanan kesehatan demi kemanusiaan. Kemudian prosedur birokrasi organisasi harus dilakukan secara komprehensif. Dimana, MKEK menilai ada masalah besar pada metode DSA atau cuci otak yang diperkenalkan oleh Terawan.
Perwakilan MKEK, Dokter spesialis farmakologi klinik yang membidangi bidang obat, Prof Rianto Setiabudi, memaparkan terdapat bagian-bagian tertentu dari disertasi Terawan yang mengandung kelemahan substansial.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum SMSI, Firdaus angkat bicara dengan mengatakan bahwa sekaliber Dokter Terawan yang pernah menjadi ketua organisasi dokter militer dunia, ICMM.
Lalu, memimpin Majelis Etik Kedokteran RSPAD selama dua tahun. Tentunya Dokter Terawan telah mempersiapkan disertasi DSA dengan matang dan cermat, terlebih disertasi diuji secara ilmiah dihadapan sejumlah guru besar Universitas Hasanuddin.
Discussion about this post