Oleh: Wina Armada Sukardi
Zikir Jelang Salat Subuh
Salat subuh di masjid banyak menghasilkan pengalaman “spiritualitas”. Pengalaman yang memperkuat batin. Pengalaman yang membuat kita berupaya menjadi hamba yang lebih baik lagi.
Tapi juga pengalaman yang sering menunjukkan jalan terjal menggapai kebaikan. Pengalaman yang sering membaurkan antara realitas dan fantasi.
Itu terjadi baik sebelum salat, saat salat maupun setelah salat. Salah satu pengalaman tersebut hamba “abadikan” dalam sebuah karya puisi hamba berjudul “Zikir” tahun 2019. Langsung saja hamba yang kutip utuh puisi tersebut tanpa perlu hamba imbuhkan apapun lagi.
Zikir
Aku duduk memegang tasbih
berzikir
Laa Ilaaha Illaahu: tiada Tuhan melainkan Allah
Laa Ilaaha Illaahu: tiada Tuhan melainkan Allah
Laa Ilaaha Illaahu: tiada Tuhan melainkan Allah.
Tidak! Mataku tidak tertutup.
Tidak! Kesadaranku tidak hilang
Tapi dimanakah aku?
Tubuhku begitu ringan, bahkan seakan tak ada
Aku serasa menembus tujuh langit
melewati bulan, melewati matahari.
Laa Ilaaha Illaahu: tiada Tuhan melainkan Allah
Aku melihat dua mahluk memandang tajam ke arahku
mereka menunjuk-nunjukku
boleh jadi berdiskusi tentang aku
Satu menunjuk-nunjuk ke arah depan
satu lagi sebaliknya menunjuk-nunjuk ke belakang
lantas mereka menghilang begitu saja
membiarkan aku kembali sendirian.
Di depan aku melihat pemandangan lapang tak berbatas
orang-orang berwajah murung dengan derita lalu lalang.
Discussion about this post