PENASULTRA.ID, BAUBAU – Masyarakat Kepulauan Buton (Kepton) merupakan salah satu kelompok masyarakat di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang cukup terkenal dengan berbagai kerajinan tenun, salah satunya kerajinan tenun berbentuk pakaian jubah.
Dimasa Kesultanan Buton, Wolio jubah merupakan pakaian adat kesultanan Buton dan perangkat masjid. Salah satu jenis Pakaian Adat Wolio yakni Jubah Laulau. Kelengkapan dan aksesoris jubah ini tergantung jabatan dan momen acara yang dihadiri.
Jubah dengan motif garis-garis kecil yang dipakai oleh perangkat masjid keraton Buton mengandung filosofi bahwa perangkat masjid memiliki wewenang terbatas dalam hal ini hanya dalam urusan agama. Jubah digunakan dengan beberapa kelengkapan lainnya.
Dilansir pada kikomunal-indonesia.dgip.go.id, kelengkapan jubah yang dikenakan yakni mahkota hiasan kepala seperti Baloe poporoki, bewe kata-katasi, bewe patawala, bewe padamalaka, bewe batawi. Kemudian kotango (baju dalam), sulepe (ikat pinggang), ewanga (keris/badik), Bhia (sarung), sala marambe (celana panjang) dan katuko (tongkat).
Seiring berkembangnya zaman jubah dikenakan oleh seseorang yang memiliki jabatan atau pembesar negeri. Jubah kebesaran masyarakat Buton ini sudah pernah dipakai oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia (RI), Sandiaga Uno.
“Pakaian jubah Buton ini pernah dipakai pak Sandi waktu beliau berkunjung ke Buton tepatnya di Baubau. Kebetulan waktu itu saya yang dipercayakan untuk membuatkan jubahnya,” kata salah seorang pengrajin tenun (penenun) di Baubau, Asri, Kamis 9 November 2023.
Discussion about this post