PENASULTRA.ID, KENDARI – Gerhana bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya matahari oleh bumi, sehingga tidak semuanya sampai ke bulan. Ketika gerhana bulan total terjadi, posisi matahari, bumi, bulan sejajar sehingga membuat bulan masuk ke umbra bumi.
Gerhana bulan pada, Rabu 26 Mei 2021 telah terjadi fenomena langka yang hanya bisa disaksikan 195 tahun sekali. Super blood moon atau bulan merah super atau gerhana bulan total (GBT) berlangsung pada pukul 4.47 petang dan berakhir pada pukul 9.50 malam. Pada hari yang sama fenomena astronomi langkah itu bertepatan dengan perayaan waisak.
Hal itu disampaikan peneliti di Pusat Sains dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) M. Zamzam N dalam live instagram @pussainsa_lapan bertajuk Mengulas Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021.
“Ini termasuk langkah, karena gerhana bulan total berwarna merah baru bisa terjadi berapa puluh tahun lagi,” kata Zamzam, Rabu 26 Mei 2021.
Zamzam mengatakan, fenomena gerhana bulan total yang terjadi tahun ini juga terbilang langkah karena bertepatan dengan peringatan hari raya waisak 2565.
“Bertepatan dengan waisak. Ini juga langkah. Mungkin ratusan tahun lagi baru bisa terjadi super blood moon bertepatan dengan hari waisak,” ungkapnya.
Peneliti di Pusat Penelitian Sains dan Antariksa LAPAN lainnya, Andi Pangerang Hasanuddin menjelaskan, fenomena tersebut berulang setiap 195 tahun sekali. Namun, bulan merah super atau gerhana bulan total berwarna merah ini juga pernah bertepatan dengan hari raya waisak pada 16 Mei 2003 lalu.
Menurut Andi, fenomena yang terjadi kali ini bukanlah gerhana bulan total ataupun bulan merah super biasa. Pertama, pada prosesnya, saat bulan berada di umbra bumi ketika puncak gerhana bulan total terjadi, bulan akan terlihat berwarna merah yang terkenal dengan istilah blood moon.
Lalu, karena posisi bulan berada di posisi terdekat dengan bumi (perigee), maka bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase purnama biasa sehingga disebut dengan super moon.
Discussion about this post