Begitu pula sebaliknya, kata pria 41 tahun itu, ketika musim kemarau, warga desa “bermandikan” debu jalanan.
“Beginilah keadaan kami, kami hanya berharap pemimpin kedepannya lebih peka terhadap kami. Tidak banyak permintaan kami, hanya jalan desa kami tolong diperbaiki,” ungkap KR.
Sementara itu, Tokoh Masyarakat (Tomas) Desa Wakadia, La Dia menyebut, Wakadia merupakan desa terisolir. Pasalnya, desa yang dikelilingi beberapa desa lainnya itu, cukup susah terhubung satu dengan lainnya.
Bukan karena jarak tempuh, akan tetapi akses jalan rusaklah yang jadi penyebab utama.
“Kita disini susah, untuk ke Desa Bangunsari saja yang jaraknya hanya 5 km kita harus memutar melalui Kota Raha yang jaraknya lebih jauh. Saya tidak tau sampai kapan ini kami rasakan,” keluh La Dia.
Discussion about this post