Usulan rakyat kepada pasangan AMIN ini, memiliki dampak ekonomi yang dahsyat taraf lokal: pertama, pemberdayaan kuda untuk menghasilkan susu kuda yang berkualitas. Karena uji klinis dan farmatologis susu kuda dapat menambah gizi bagi anak-anak dan pertumbuhan tulang sehingga sehat.
Kedua, gerakan makan ikan (Gemar Ikan), program ini bagus, telah dijalankan oleh pemerintah melalui program kementerian kelautan perikanan. Pemerintah bisa membeli ikan dari nelayan langsung dan dibagikan kepada masyarakat melalui Gerakan Makan Ikan (Gemar Ikan) setiap Minggu diberbagai desa. Negara harus hadir entaskan stunting melalui program ini. Ketiga, hasil hutan dan pertanian seperti madu dan lainnya untuk menjadi supporting gizi dan kesehatan masyarakat agar kedepan Indonesia terbebas dari stunting.
Semua usulan program ini, sebagai bentuk nyatakan perang gerilya terhadap stunting. Karena stunting sendiri, salah satu isu yang harus prioritas tinggi mendapat perhatian.
Negara dan pemerintah, menurut pasangan AMIN, tidak boleh ragu berinvestasi dengan program Posyandu yang masif di seluruh Indonesia. Tentu dilengkapi dengan persediaan gizi berupa susu kuda dan ikan maupun hasil hutan. Hal itu untuk memastikan bahwa ibu hamil itu ada pasokan gizi yang sehat, sehingga kita akan mendapatkan anak-anak yang tidak stunting, yang ototnya kuat, yang otaknya kuat, yang kemudian mereka bisa menjadi orang yang baik di kemudian hari.
Sehingga kedepan, pasangan AMIN ingin kerjasama lebih progresif antara pemerintah pusat, daerah, desa dan organisasi sosial kemasyarakatan untuk bereskan stunting secara sama-sama. Pasangan AMIN Nyatakan Perang Gerilya Terhadap Stunting.(***)
Penulis: Menulis dari Kantor FOURBES, Lembaga Kajian, Riset dan Kebijakan Publik
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post