Maka kedepan, Pasangan AMIN meramu kalimat “Nelayan Bisa Menabung,” tentu memiliki spirit yang bisa meningkatkan taraf hidup nelayan. Melalui berbagai terobosan.penting seperti perizinan, pembagian alat tangkap, market (harga pasar), Nilai Tukar nelayan, nilai tukar pembudidaya, dan pemberantasan ilegal fishing.
Pasangan AMIN telah merefleksikan bahwa kebijakan yang ada selama ini sangat tidak relevan dengan kebutuhan nelayan. Walaupun semua kebijakan bermuara pada kesejahteraan. Sebaliknya terjadi kemiskinan, pengangguran dan meningkatnya kriminalitas.
Banalitas terhadap nelayan itu terjadi akibat kebijakan pelarangan alat tangkap. Ditambah lagi, kebijakan yang melibat unsur investasi oligarki yang jauh dari cita-cita kerakyatan. Kedepan Pasangan AMIN diharapkan sebagai akselerasi program kelautan dan perikanan.
Terutama yang paling menjadi sorotan saat ini, belum ada korelasi (hubungan) kesejahteraan dengan pelarangan alat tangkap nelayan, penenggelaman kapal, berantas illegal fishing. Masalahnya, tidak ada fakta kebijakan itu memberikan kesejahteraan kepada nelayan.
Pertanyaan, lalu kebijakan itu untuk siapa? Siapa yang untung dan buntung. Yang jelas, nelayan buntung dan asing yang untung. Logisnya, atas semua kebijakan itu nelayan menjadi buntung dan asing untung karena korelasi kebijakan tak menyentuh masalah perikanan untuk memberikan jalan keluar.
Maka, pasangan AMIN kedepan menyusun paket kebijakan yang objektif dan memberikan rasa baik bagi kesejahteraan nelayan. Diharapkan nelayan tak lagi rasakan kesulitan melaut, susahnya urus SIPI SIKPI, anjloknya ekspor, gagalnya peningkatan kesejahteraan, kapal mangkrak dan bantuan KKP sendiri banyak tidak menyentuh persoalan sebagai solusi.
Bagi pasangan AMIN tak boleh lagi terjadi kondisi sebelumnya. Nelayan tak boleh lagi merasa buntung dan asing untung. Nelayan harus untung, nelayan senang dan bisa menyisihkan penghasilan sebagai penunjang kesejahteraan untuk masa depannya.(***)
Penulis: Fourbes Indonesia, Menulis dari Kantor Fourbes Fatmawati Cipete Raya, Cilandak Jakarta Selatan
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post