Akurasi data dapat mengoptimalkan langkah pemerintah mewujudkan kesejahteraan rakyat. Mengambil langkah strategis dan konkret sebagai upaya mengatasi darurat pangan secara baik dan maksimal sehingga tidak sengsarakan masyarakat.
Kedepan pasangan AMIN mengintegrasikan Agromaritim dengan pertanian yang modern. Anies Baswedan sudah menyampaikan gagasan Agromaritim yang terintegrasi sehingga mendorong komoditas ekspor yang baru. Kalau sektor agro maritim mencakup akuakultur dan agri kultur yang terintegrasi dan konektivitas dengan pertanian. Maka sektor ini menjadi kekuatan nasional yang cukup.
“Karena sektor agro maritim, unsurnya banyak sekali, pertanian tradisional, peternakan, perkebunan, perikanan, perhutanan. Itu lima-limanya ada di sektor agro maritim. Beberapa produk spesifik yang memiliki potensi ke depan misalnya adalah crude palm oil (CPO), kopi, karet, coklat, ikan, lobster, kepiting, susu kuda, madu, kedelai, dan produk olahan laut. Sektor-sektor tersebut juga mampu menurunkan tingkat pengangguran terbuka yang signifikan. Kalau sektor pertambangan setiap Rp1 triliun investasi masuk menurunkan 1 persen pengangguran, kalau sektor agro maritim 44 persen penurunannya,” kata Anies Baswedan bersama Kadin, Kamis (11/1/2024).
Memang Indonesia masa silam, Jalur Rempah Maritim (JRM) merupakan episentrum kekuatan perekonomian dunia. Secara geografis, membentang kepulauan Indonesia: selat Sunda, selat Lombok, selat Malaka, selat Bali, selat Madura, tembus Eropa, Timur Tengah, Afrika, Teluk Persia, Laut Merah, Teluk Aden hingga Eropa melewati Samudra Hindia. Kemudian lanjut ke Asia Timur (Tiongkok). Jalur Rempah Maritim Indonesia pun perluas jangkauannya hingga Asia, Afrika Timur, Asia Barat dan Eropa. JRM diketahui lebih ada jauh sebelum Jalur Sutra Maritim (JSM) Tiongkok.
Jadi wajar pemikiran dan gagasan Anies Baswedan melihat Agromaritim sebagai kekuatan baru Indonesia dikancah global. Anies mendorong agro maritim dapat menambah keuntungan dengan penyerapan lapangan kerja dan percepatan distribusi pangan. Tak hanya itu, produk-produk agro maritim tersebut, dipercaya memiliki manfaat di tingkat global. Di sisi lain, menyoroti banyaknya ekspor yang masih berupa produk mentah yang belum memiliki nilai tambah sehingga bisa mengajak pemain dunia untuk dapat berinvestasi.
Indonesia secara geopolitik dan geoekonomi berpotensi menjadi negara pengontrol dunia. Tentu syaratnya kuasai Jalur Rempah Maritim untuk maksimalkan seluruh agenda kebijakan ekonomi. Bayangkan, Jalur Rempah Maritim (JRM) mencakup seluruh wilayah perairan Asia Tenggara. Masa silam hingga sekarang dalam rute pelayaran dan perdagangan internasional.
Indonesia dapat menjadi negara yang kuat dengan memanfaatkan keuntungan letak geografis (Baca: Rusdianto Samawa, Jalur Rempah Maritim dan Revolusi Pangan, Des, 2024), berupa lima selat Tanah Air yang menjadi jalan lalu lintas perdagangan global. Jalur-jalur itu semua jadi kunci perdagangan dunia.
Anies menguatkan Jalur Rempah Maritim (JRM) yang dikembalikan melalui Agromaritim yang mampu menggoyang dan mengontrol dunia dimasa depan. Tentu, tidak sekedar gertakan. Tetapi butuh kekuatan diplomasi, pertahanan dan keamanan. Sudah pasti seluruh negara di dunia ini, butuh Indonesia sebagai kekuatan ekonomi dunia yang mengusung Jalur Remah Maritim (JRM) dengan program Agromaritim.
Alih Fungsi Lahan untuk Petani
Selama ini para petani mati-matian menjaga lahan sawah dari upaya alih fungsi lahan yang telah dirambah untuk pembangunan perumahan, perusahaan dan orang kaya. Penyusutan pertanian setiap tahun, maka sebagian kebutuhan komoditi pangan Indonesia harus bergantung pada produk impor.
Catatan, bagi Pasangan AMIN, bahwa Indonesia dalam pandangan dunia global saat ini, sedang hadapi tantangan berat bersifat triple planet challenges yakni perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, krisis pangan, dan polusi. Masalah paling pelik, seiring kontraksi sosial akibat cara pembangunan salah arah.
Banyak kita temukan fakta, pembangunan negara kerap eksploitasi sumber daya alam tanpa pertimbangan keberlanjutan. Aspek lingkungan dianggap sepele, akhirnya berdampak negatif pada kehidupan manusia, termasuk krisis pangan makin mendalam dan berbahaya.
Maka, Calon Wakil Presiden RI Muhaimin Iskandar (Gus Imin) dalam acara Slepet Imin di Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (14/1/2024), secara tegas mengatakan menjanjikan tanah negara boleh dipakai untuk Petani. Tentu caranya alih fungsi lahan yang dikuasai segelintir orang kaya sehingga diserahkan kepada petani untuk menyiapkan tanaman pangan.
Cara ini, merupakan sikap keadilan yang merata bagi semua adalah bagaimana agar tanah negara yang dikuasai dapat di ambil untuk program ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. “Karena itu, AMIN menang, negara harus memberikan tanah-tanahnya untuk digunakan rakyat dalam bertani dan menjadikan produktivitas menjadi lebih baik,” kata Muhaimin dalam acara Slepet Imin di Probolinggo, Jawa Timur, dikutip Senin (15/1/2024).
Lebih lanjut, Gus Imin jelaskan penyebab petani di Indonesia kurang sejahtera yakni karena masih banyak yang memiliki lahan di bawah 0,3 hektare, sedangkan kategori sejahtera, petani harus mempunyai lahan minimal 2 hektare. Oleh karena itu cawapres dari Koalisi Perubahan tersebut berkomitmen akan mengambil kembali tanah negara yang sebelumnya dikuasai segelintir orang, serta mengembalikan hak penggunaannya kepada rakyat, kata Muhaimin.
Dari penjelasan Gus Imin diatas, betapa nyata ancaman krisis pangan. Pemimpin mestinya tampil strong sebagai bagian dari upaya mengantisipasi krisis pangan saat ini (Baca: Rusdianto Samawa, Keabnormalan Ketahanan Pangan Indonesia, 2019).
Tantangan kedepan lebih berat, seperti perang virus biologis yang sering menyasar daerah-daerah kantong kemiskinan seperti Kepulauan NTB, Kepulauan NTT, Kepulauan Melanesia Papua, Kepulauan Sumatera dan Kepulauan Kalimantan. Wilayah teritori ini semacam kelinci percobaan setiap perang virus. Hal ini tantangan berat yang harus dilalui sebagai pemantapan strategi penguatan pangan nasional.
Jelas, virus berhubungan dengan imun tubuh. Sementara imunitas itu syaratnya harus ada ketersediaan pangan yang baik dan sehat. Itulah yang dimaksud, agar pemimpin itu tampil secara kesatria memberi komando kedaulatan pangan agar bangsa dan negara ini keluar dari krisis pangan dan iklim.
Discussion about this post