Sehari setelah tiba di Jakarta, ia pun berangkat ke Solo lewat jalan darat. Berangkat pagi tiba sore. Tanpa istirahat, di Solo sore itu juga langsung bergabung dalam kegiatan Festival Musik Kroncong sampai tengah malam. Esok pagi, sambung melayani wawancara dengan beberapa wartawan.
“Sebenarnya, saya sudah mulai mencemaskan kesehatannya. Saya ikut mengantar dia ke Solo. Tapi Mas Bens susah diminta istirahat. Dia selalu bilang, badan itu nggak boleh dimanjakan,” kisah Pauline.
View this post on Instagram
Pulang dari Solo, Bens mulai merasakan gejala batuk-batuk. Demam juga. Ia masih tenang saja. Menganggap itu hal biasa. Tapi dia menurut ketika diajak istrinya kontrol ke RS Mayapada.
Dalam kesempatan itu Pauline menganjurkan sekalian tes Swab PCR. Nah! Hasil tes swab PCR yang dikirim keesokan harinya mendeteksi dia positif Covid-19.
Bens kemudian diopname di RS Fatmawati. Pauline dan putranya ikut swab PCR. Hasilnya Pauline positif, sedangkan putranya negatif. Pauline lalu menyusul suami dirawat di RS. Esok harinya.
“Saya dan Mas Bens akhirnya satu RS, cuma beda kamar. Baru setelah kondisi Mas Bens membaik, kami pun sekamar,” cerita Pauline.
Di RS pun Bens masih melayani tawaran menjadi juri, diatur lewat aplikasi Zoom meeting. Tapi Bens keburu drop, sehingga Zoom meeting itu batal.
“Orangnya sulit mengatakan tidak. Tidak mau mengecewakan orang. Sebelum dia drop itu, masih sempat mengurusi transfer uang ke beberapa anak angkatnya,” sambung Pauline.
Fiat 850 Sport
Saya mengenal Bens Leo sekitar awal tahun 80-an. Lebih 40 tahun lalu. Saya malah baru jadi wartawan pemula ketika berkenalan dengan Bens yang sudah dikenal banyak menulis reportase musik di Majalah Aktuil yang legendaris itu.
Saya masih ingat ciri reportase Bens yang panjang tanpa paragraf, namun banyak pembacanya. Salah satu prestasi Bens yang dikenang hingga kini. Dia wartawan pertama yang berhasil mewawancarai Koes Plus dan hasilnya ditulis panjang.
Discussion about this post