Oleh: Rusdianto Samawa
Beruang kutub adalah salah satu binatang hewan pemakan daging yang huni Kutub Utara. Keberadaannya berkembang pada suhu ekstrem.
Katup kekuasaan adalah salah satu pemeran politik. Ibnu Batuta dalam risalah mengarungi seluruh benua dunia dalam perjalanan politik maritimnya hingga menemukan benua Amerika, menyebut katup kekuasaan itu adalah binatang bernafsu serakah.
Beruang kutub sangat sangar. Tatapan predator itu mampu menembus batas kabut salju. Mampu mengikuti keadaan pada suhu ekstrem. Kemampuan kamuflase bisa kelabui semua target.
Pilpres 2024 berlangsung seperti Beruang. Katup kekuasaan dimainkan berupa beras dan uang (Beruang). Segala cara ditempuh. Konstitusi sebagai markah (jalan arah) negara tak lagi dipedomani. Beruang itu kian mampu hilangkan jejak.
Pembajakan konstitusi dan pembegal anggaran negara untuk aplikasi Sirekap demi menangkan keluarga. Betul-betul ungkapan Ibnu Batuta dan Plato terjadi bahwa binatang Beruang yang tak kenal etika dan nilai moralitas benar-benar ada dalam sifat, karakter dan tindakan.
Berburu suara menjadi Beruang untuk memenuhi hasrat kuasa. Sungguh menyakitkan hati rakyat. Beruang yang tidak milih-milih santapan apa saja: burung, ikan, anjing laut bahkan salju dianggap beras mahal.
Katup kekuasaan yang berada pada peralatan negara, kian marak digunakan, mulai kepala desa, aparat hingga penegak hukum. Gigi beruang yang tajam mampu menerkam mangsa. Beras dan uang menyilaukan mata, pikiran dan mainseat rakyat dalam memilih.
Konklusi dari Pemilu 2024, rakyat dipimpin oleh Beruang berbulu tebal yang mengejar jabatan melupakan nilai penting dalam bernegara. Untuk menenangkan keadaan parlement treshold dikembalikan ke nol persen.
Discussion about this post