Berburu suara menjadi Beruang untuk memenuhi hasrat kuasa. Sungguh menyakitkan hati rakyat. Beruang yang tidak milih-milih santapan apa saja: burung, ikan, anjing laut bahkan salju dianggap beras mahal.
Katup kekuasaan yang berada pada peralatan negara, kian marak digunakan, mulai kepala desa, aparat hingga penegak hukum. Gigi beruang yang tajam mampu menerkam mangsa. Beras dan uang menyilaukan mata, pikiran dan mainseat rakyat dalam memilih.
Konklusi dari Pemilu 2024, rakyat dipimpin oleh Beruang berbulu tebal yang mengejar jabatan melupakan nilai penting dalam bernegara. Untuk menenangkan keadaan parlement treshold dikembalikan ke nol persen.
Ungkapan populer James Freeman Clarke (1810-1888) bahwa seorang politisi berpikir Pemilu berikutnya. Negarawan berpikir generasi berikutnya. “A politician thinks of the next election. A stateman of the next generation”.
Pemilu 2024 mencemaskan, tak akan ada harapan Indonesia emas. Karena yang memimpin itu manusia yang lahir dari beras dan uang (beruang).
Jejak beruang akan terus dipertahankan. Rakyat harus segera mencemaskan masa depan supaya muncul emosional gerakan yang menjadi titik awal revolusi jalan perubahan hidup dan masa depan.
Discussion about this post