“Pendampingan pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi hal yang paling utama untuk mengetahui kondisi perkembangan anak apakah bisa terindikasi stunting atau tidak dengan menggunakan Kartu Kembang Anak (KKA),” tutur Mustakim.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Wakatobi, La Ode Safihuddin memandang strategis pelaksanaan Program Bangga Kencana sebagai salah satu kerangka pembangunan manusia dengan menempatkan masyarakat sebagai subyek sekaligus obyek dari pembangunan yang berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan generasi masa depan.
“Kompleksitas stunting mengharuskan kita semua untuk berkolaborasi secara berkesinambungan, dan semakin menguatkan sinergi bersama, sehingga mampu menurunkan prevalensi stunting di Wakatobi secara signifikan,” papar Safihuddin.
Menurut dia, suksesnya Program Bangga Kencana dan penanganan stunting, hanya dapat diselesaikan dengan konvergensi dukungan serta keterlibatan kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah, komunitas, dunia usaha, akademisi dan media.
“Sudah barang tentu diperlukan peran aktif dan komitmen seluruh elemen masyarakat Wakatobi, untuk bersinergi dengan pemerintah dan seluruh stakeholders lainnya dalam penanganan stunting,” tegasnya.
Discussion about this post