Bagaimana kehadiran Fahri Hamzah pendukung utama Koalisi Indonesia Maju (KIM) walaupun partai non parlemen. Rakyat NTB masih melihat sosok Fahri Hamzah. Namun, ada beberapa momen keseleo jalan politik Fahri Hamzah yakni harus menerima kekalahan pada Pilkada Sumbawa dan Pilkada lainnya tahun 2020/2021 kemaren.
Rakyat melihat Fahri Hamzah sudah minus power walaupun Partai Gelora cukup gencar. Bahkan, ditingkat grassrot (rakyat kecil) ada nuansa berbeda melihat Fahri Hamzah dan Partai Gelora semacam tagline negatif terhadap individunya maupun institusi partai Gelora yakni “Gesa Laong Ora – Pandai Bicara Saja.”
Definisi kalimat itu subjektif dan objektifnya: selama jadi anggota MPR-RI dan DPR-RI tak kelihatan kerjanya. Itu pandangan rakyat dibawah. Tetapi, tak kurang rasa hormat untuk Fahri Hamzah, sudut lain masih memiliki resources team yang kuat untuk mendulang suara di Nusa Tenggara Barat (NTB). Soal kemampuan sejauh mana bekerja menangkan Prabowo Subianto, masih tanda tanya (belum kelihatan) simpulnya.
Rakyat NTB yang berada di dua Pulau: Sumbawa dan Lombok, sudah tertarik dengan Bung Anies. Karakternya suka diksi perubahan, perbaikan dan kebangkitan. Hal itu ditandai kurun waktu satu tahun ini sangat mewarnai dinamika politik lokal kedua pulau tersebut. Perdebatan rakyat sudah mulai di tiap-tiap warung kopi, persawahan-perkebunan saat panen, rakyat pesisir saat berkumpul malam hari. Sudah dan sedang berproses dinamika tersebut.
Kelemahan dari Bung Anies di NTB: Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok, adalah relawan yang belum tersusun dan terstruktur rapi untuk bekerja. Masih berkutat pada lingkungan paling kecil. Belum melakukan sapaan akrab secara door to door (turun naik rumah).
Relawan Bung Anies sangat jujur saat di diskusi: “kami biayai sendiri perjalanan kampanye Anies.” Tentu, harus dipertimbangkan oleh Bung Anies yang sudah berpasangan Cak Imin (Capres-Cawapres) agar datang kembali ke Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa untuk mengkristalkan gerakan-gerakan relawan. Jelas, harus datang kembali Bung Anies-Cak Imin secara bersamaan dan menyemangati seluruh relawan yang ada di dua Pulau: Sumbawa dan Lombok.
Mesti dipahami kembali: karakter, sikap, daya pikir dan doktrin informasi masyarakat sudah berbeda antara Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok. Bisa jadi Pulau Lombok dimenangkan oleh Ganjar Pranowo, apabila partai-partai koalisi perubahan itu tidak bekerja keras menangkan Bung Anies. Karena Pulau Lombok ketergantungan pada agama, ketokohan, keulamaan, dan kesukuannya.
Ya, di koalisi Ganjar Pranowo ada Ketua Harian Perindo Tuan Guru Bajang Zainul Majdi. Tentu, strategi bagusnya adalah pendekatan agama, ketokohan dan kaum muda.
Discussion about this post