Sejumlah nama yang muncul sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden saat ini didominasi oleh tokoh-tokoh politik nasional. Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah (2013-2023), menjadi satu-satunya tokoh politik daerah yang tampil sebagai Capres. Namun sebagai tokoh politik yang berasal dari pulau Jawa, Ganjar Pranowo harus didampingi Cawapres dari luar pulau Jawa.
Dalam sejarah pergerakan pemuda (Sumpah Pemuda 1928), perjuangan kemerdekaan, hingga menjadi negara merdeka dan memiliki presiden dan wakil presiden, keterwakilan nusantara menjadi konsensus bersama. Kepemimpinan Nasional pertama, yakni Soekarno dari Jawa, Mohammad Hatta dari Sumatra.
Rancangan tersebut sebagai hasil dari percakapan dan perenungan panjang para pendiri bangsa Indonesia. Maka “konsensus nasional kebangsaan” itu harus dilanjutkan. Catatan sejarah bangsa ini mencatat kesinambungan dan keberlanjutan konsensus tersebut.
Di masa Orde Baru pun, Presiden Soeharto, yang berasal dari Jawa, memilih Adam Malik, asal Sumatra dan Baharuddin Jusuf Habibie, asal Sulawesi sebagai Wakil Presiden.
Kemudian dilanjutkan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri, yang berasal dari Jawa didampingi oleh Wakil Presiden Hamzah Haz, yang berasal dari Kalimantan. Sementara itu periode pertama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan periode pertama Presiden Joko Widodo yang sama-sama berasal dari Jawa, didampingi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang berasal dari Sulawesi.
Berdasarkan catatan sejarah tersebut, maka sudah tepat, jika Calon Presiden Ganjar Pranowo disandingkan dengan Calon Wakil Presiden dari luar pulau Jawa. Dalam mindset Indonesia Centris, beberapa nama yang berasal dari luar pulau Jawa yang dapat dipertimbangkan sebagai kandidat wakil presiden untuk Ganjar Pranowo.
Pertama, Luhut Binsar Panjaitan, Menko Kemaritiman dan Investasi, asal Tano Batak, Sumatera Utara. Kedua, Sandiaga Salahudin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, asal Gorontalo.
Ketiga, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Komisaris Utama Pertamina, asal Bangka Belitung. Keempat, Erick Thohir, Menteri BUMN, asal Lampung.
Kelima, H. Isran Noor, Gubernur Kalimantan Timur, asal Kalimantan. Keenam, Muhammad Zainul Madji (TGB), Ketua Harian DPP Partai Perindo, asal Nusa Tenggara Barat (NTB).
Discussion about this post