Penanggungjawab program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial di Konsel ini menjelaskan indikator penilaiannya yakni perpustakaan terbanyak poin kegiatan pelibatan masyarakat, advokasi, kerja sama, serta peningkatan layanan dan publikasi dalam pelibatan masyarakat melalui pelatihan, penyuluhan dan bimbingan.
“Advokasi itu antara lain pembuatan peraturan bupati (Perbup) tentang transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial di Konsel, MoU dinas terkait, kerja sama dengan ketua tim penggerak PKK, serta menjadi narasumber dalam penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan stunting,” beber Asni.
Adapun sasaran dalam pelibatan masyarakat melalui pelatihan, terang dia, adalah masyarakat umum, pelajar PAUD/TK, dan siswa sekolah dasar, SMP, hingga pelajar SMA.
“Jenis pelatihannya itu seperti pembuatan abon ikan tuna, abon ikan pari, pembuatan keripik pisang, keripik singkong, stik daun kelor, stik keju bawang, stik labu, pembuatan kopi bubuk, pemanfaatan limbah sabut kelapa menjadi keset kaki, pemanfaatan limbah sekam menjadi pupuk serta tanaman hias,” pungkasnya.
Discussion about this post