Jika dicermati, hidup sederhana bukanlah ciri khas dalam sistem kapitalis sekuler. Karena sistem ini memang mengajarkan gaya hidup hedonis dan konsumtif. Tidak terkecuali para pejabat negara. Mereka merasa harus mendapat kemudahan sarana dan prasarana selama menjabat amanah sebagai wakil rakyat.
Sangat berbanding terbalik dengan gaya dan pola hidup para pemimpin dan pejabat pada masa sistem Islam. Dimana, mereka lebih banyak hidup sederhana dan hemat. Apalagi jika kita menyebut sosok manusia mulia yaitu Rasulullah SAW. Kehidupan beliau dan para sahabatnya sungguh jauh dari segala kemewahan.
Dalam aturan Islam, rakyat adalah pihak yang wajib dilayani. Sedangkan, pemimpin dan pejabat adalah pihak yang melayani. Hal ini berkebalikan di sistem demokrasi kapitalistik, malah rakyat yang melayani penguasa dan pejabatnya. Pejabat hanya bisa membuat susah rakyat dengan kebijakan dan UU yang dihasilkan, juga hanya memihak kepentingan pemodal. Sehingga, sangat sulit menemukan sosok penguasa yang betul-betul peduli dan berempati pada rakyatnya.
Sungguh kesederhanaan para penguasa dimasa keemasan Islam bukanlah bualan semata. Lihat saja sepanjang menjadi khalifah, Umar bin Khaththab hanya memiliki dua baju sederhana yang dipakai secara bergantian. Ia bahkan tidak mau memakan makanan enak pada saat rakyatnya sedang kelaparan.
Begitu juga dengan Ali bin Abi Thalib. Seorang pemimpin yang dikenal bijaksana, sederhana, dan adil dalam bertindak. Akan tetapi, pada hari raya makanan yang tersedia di rumahnya hanya makanan rakyat kecil berupa hidangan daging rebus bercampur tepung (al-khazirah).
Pun, potret kesederhanaan Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang tidak mau menggunakan uang negara sekadar untuk membeli makanan bagi dirinya sendiri.
Itulah sekelumit potret pejabat yang senantiasa taat pada Allah dan Rasul-Nya. Selalu berhati-hati mengemban amanah. Sayangnya, pejabat model ini tidak akan kita temukan dalam sistem hari ini. Kecuali negeri kita menerapkan Islam kaffah dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Wallahua’lam bisshowwab.(***)
Penulis: Pemerhati Masalah Umat
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post