Hal ini strategi pemerintah untuk bermain culas agar tetap bersikukuh lakukan ekspor pasir laut. Tak habis pikir dengan bangsa ini. Hadiah Tuhan sebuah kemerdekaan hanya tertoreh dalam lidah “kata merdeka.” Ujung lidah dalam ucapan hanya bersilat. Tapi belum mengenang dalam sanubarinya betapa susahnya bangsa ini bangkit untuk mencapai esensi kemerdekaan.
Sungguh ajaib kebijakan ini, padahal KKP kampanye berbusa-busa program ekonomi biru. Prioritas lingkungan. Tetapi sebatas itu saja. Malah sebaliknya, demi investor dan kepentingan pengusaha, KKP menjoroki konsepnya sendiri. Membuang ke tong sampah kampanye ekonomi biru demi menolong kantong para oligarki perusak lingkungan.
Ibu Pertiwi suatu ketika sadar, bahwa aktivitas pengerukan pasir laut, percepat hilangnya pulau-pulau kecil di sekitar wilayah zonasi, apalagi berbatasan langsung dengan Singapura maupun Malaysia. Tambah, persulit nasib nelayan yang tak lagi mampu mencari ikan diakibatkan biota laut di dasarnya sudah rusak akan adanya aktivitas pengerukan.
Semua tempat penambangan pasir mengalami masa suram dan dampak langsung yang merugikan, sampai saat ini kerusakan itu belum bisa dikembalikan secara baik. Akibat kerakusan para elit negara ini.
Rakyat harus menolak kebijakan Ekspor Pasir Laut, karena sangat merugikan nelayan dan masyarakat pesisir. Tak ada keuntungan bagi nelayan maupun masyarakat pesisir, malah buntung dan menimbulkan kerusakan.
Discussion about this post