“BKKBN menyiapkan infrastruktur upaya percepatan penurunan stunting dengan seksama. Selain Elsimil sebagai alat, juga disiapkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) secara berjenjang sampai tingkat Desa atau Kelurahan. Disamping itu di setiap desa dibentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang jumlah Tim mengikuti jumlah penduduk,” kata Shodiqin.
Menurut Shodiqin, aplikasi Elsimil tujuannya adalah agar setiap calon pengantin, pasangan muda yang tengah menantikan kelahiran anak, serta pasangan dengan bayi seluruhnya terpantau dan terdampingi oleh TPK agar terbebas dari resiko stunting.
“Tim ini beranggotakan tiga orang terdiri unsur bidan atau tenaga medis, Kader KB, dan Kader PKK setempat yang akan mampu memberikan rekomendasi tindakan yang diperlukan” jelas Shodiqin.
Shodiqin juga menambahkan bahwa saat ini BKKBN DIY tengah menyiapkan untuk memperluas cakupan registrasi Elsimil kepada calon pengantin penganut agama lainnya dan telah direncanakan untuk mengundang pemuka agama yang diberikan wewenang oleh negara sebagai petugas pencatat nikah.
Hampir 100 Persen
Salah satu temuan menarik saat dilaksanakan monitoring adalah capaian registrasi Elsimil di KUA Kapanewon (Kecamatan) Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo. Calon pengantin yang terdaftar di KUA ini, 99 persen menggunakan Elsimil. Capaian ini jauh di bawah peringkat kedua yakni 58,9 persen dan capaian rata-rata KUA se-DIY 16,4 persen.
“Kuncinya adalah koordinasi yang baik antara KUA dengan Penyuluh KB dan Tim Stunting Kelurahan serta Kapanewon” demikian dikatakan Kepala KUA Girimulyo Marqum Muh Zumarodin.
Hal ini selaras dengan keterangan Penyuluh KB Kapanewon Girimulyo Sri Esti Widayati yang dihubungi secara terpisah.
Discussion about this post