Oleh: Sutrisno Pangaribuan
Menkopolhukam RI, Mohammad Mahfud MD (Mahfud) diumumkan sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres), pasangan dari bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo (Ganjar), pada Rabu (18/10/2023). GaMa selanjutnya mendaftar ke KPU RI, pada Kamis (19/10/2023) didampingi pimpinan partai politik (parpol) pengusung dan pendukung, beserta relawan, simpatisan, dan rekan juang politik GaMa.
GaMa memilih tugu proklamasi, tempat dimana naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan, pada (17/8/1945) di Jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta, sebagai titik awal perjalanan (jalan kaki) pendaftaran ke KPU RI.
GaMa sengaja memulai langkah pertama dari Tugu Proklamasi untuk memberi pesan sekaligus arah perjuangan politik GaMa kepada seluruh rakyat Indonesia. Bahwa GaMa akan melanjutkan dan mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia, sebagai negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur sebagaimana termaktub pada alinea keempat pembukaan UUD 1945.
GaMa ingin meneguhkan dan menegaskan komitmen sebagai dwitunggal dengan latar belakang, kaum nasionalis dan Islam sebagai role model kepemimpinan nasional yang dirintis dan dipelopori oleh Soekarno-Hatta. GaMa dan seluruh Parpol pengusung dan pendukung, relawan, simpatisan, dan rekan juang politik, berjalan kaki jauh dari Tugu Proklamasi ke KPU RI untuk membuktikan bahwa GaMa masih sehat, dan siap berjalan jauh, berkeringat, demi bangsa, negara, dan rakyat Indonesia.
GaMa: Warna Tegas, Hitam dan Putih
Pendaftaran pasangan GaMa dipimpin langsung Megawati Soekarnoputri (Mega), Ketum PDIP, bersama Mardiono, Plt. Ketum PPP, Oesman Sapta Odang (OSO), Ketum Hanura, dan Hary Tanoesoedibjo, Ketum Perindo. Dalam pendaftaran tersebut, Ganjar mengenakan kemeja hitam, sedang Mahfud berkemeja putih. Ganjar menjelaskan bahwa warna tersebut mengisyaratkan sikap dan pilihan yang tegas, hitam atau putih, bukan abu-abu.
Penegasan warna GaMa tersebut selaras dengan komitmen pasangan tersebut untuk menciptakan pemerintahan yang bersih, bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Demikian juga dengan penegasan bahwa Pancasila sebagai ideologi bangsa yang sudah final, sehingga segala bentuk tindakan yang hendak mengubah dan menggantinya harus dilawan. Warna pakaian pasangan GaMa tersebut sebagai simbol dari pemimpin yang, berani, lurus, percaya, dan tegas, dengan niat tulus dan suci.
Mahfud sengaja mengenakan kemeja putih yang telah disiapkannya jelang Pilpres 2019, saat Mahfud diminta menjadi cawapres Jokowi. Namun karena tekanan politik, berupa ancaman keluar dari parpol anggota koalisi gemuk yang mengusung, Jokowi 2019, akhirnya Mahfud terpaksa menyimpan kemeja putih selama 5 tahun di lemari ibunya.
Kemeja putih tersebut dipakai Mahfud hari ini sebab tidak ada lagi parpol yang mengancam keluar dari koalisi. Mahfud menjadi satu- satunya pilihan yang mampu menambah kekuatan Ganjar. Pengalaman Mahfud membuktikan bahwa kesetiaan untuk terus mencintai Indonesia membuat anak bangsa selalu punya harapan. Alam tidak menghendaki kemeja putih Mahfud hanya tersimpan di lemari ibunya.
GaMa Butuh Koalisi Besar
Koalisi parpol yang mengusung dan mendukung pasangan GaMa sebagai koalisi ramping, sementara untuk memenangkan Pilpres dibutuhkan koalisi besar (koalisi bersama rakyat). Rakyat sebagai pemegang kedaulatan dalam sistem demokrasi, yang harus dilibatkan. Sehingga meski hanya diusung dan didukung oleh 4 parpol, GaMa diyakini mampu memenangkan Pilpres 2024.
Latar belakang Ganjar dan Mahfud sebagai orang biasa, yang memiliki identitas yang sama dengan mayoritas rakyat Indonesia sebagai orang biasa akan menjadikan GaMa memenangi pilpres.
Pasangan GaMa juga bukan bagian dari dinasti politik manapun dan tidak akan membangun dinasti politik baru, jika berhasil memenangi Pilpres 2024. GaMa memilih mewakafkan dirinya semata-mata demi bangsa dan negara, demi rakyat, bukan demi anak, menantu, cucu, atau keluarganya. Maka visi, misi, dan program politik GaMa seluruhnya diarahkan dalam rangka melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia.
Discussion about this post