Bukan hanya itu, bahkan LJ juga meminta ABK yang jadi pelanggannya untuk tidak menjual pisang kepada Wa Eti karena tidak mendukung warna kuning sebagai simbol partai Golkar yang mengusung Arhawi – Hardin La Omo.
Sebagai masyarakat kecil mengaku geram dengan perilaku oknum ABK yang mengintimidasinya. Namun hal itu tak menurunkan semangatnya untuk tetap berjualan mencari rezki secara halal untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Menurutnya, meski kapal tersebut milik keluarga calon bupati, tetapi kapal tersebut dimanfaatkan untuk transportasi umum, bukan untuk kepentingan politik.
Kata Wa Eti, korban intimidasi bukan saja terjadi pada dirinya. Tetapi beberapa penjual asongan lainnya juga merasakan hal yang sama. Namun tidak berani menceritakannya.
“Kejadian ini, bukan baru pertama kali terjadi. Tetapi intimidasi ini sudah ia rasakan saat pilkada 5 tahun lalu,” ulasnya.
Atas kejadian itu ia akan mengadukannya ke aparat kepolisian untuk mengusut tuntas peristiwa intimidasi yang dialaminya.
Discussion about this post