Umat Islam menjadi mangsa empuk dari penjajah dan kaki tangannya, tanpa Khilafah. Setelah Khilafah Utsmaniyah runtuh di tahun 1924, Palestina terus menjadi tempat pembantaian massal. Sejak itu, tiada kekuatan yang betul-betul membela Palestina secara militer.
Umat Islam mestinya sadar, penderitaan Gaza merupakan cermin kelemahan kita semua. Ini bukan soal kemanusiaan saja, tetapi kehormatan. Satu anak Muslim mati kelaparan karena kita semua diam. Satu ibu di Gaza diperkosa sebab tiada pemimpin yang mengerahkan pasukan.
Penyelesaiannya ialah mewujudkan kekuatan umat yang bersatu padu dan berlandaskan Islam. Jadikan syariah sebagai hukum, Khilafah sebagai lembaga pemersatu. Khilafah pernah ada yang melindungi Palestina, bukan khayalan. Ia akan kembali, jikalau umat ini betul-betul ingin mulia. Khilafah wajib dikembalikan.
Konferensi tingkat tinggi, konferensi damai maupun usulan dua negara, tak akan membebaskan Gaza. Gaza akan merdeka, bila umat Islam bergerak dalam satu shaf dalam kepemimpinan tunggal, serta satu panji laa ilaaha illallah, muhammadur rasulullah.
Warga Gaza kelaparan, akibat dari negara-negara muslim gentar membuka blokade melalui kekuatan militer untuk menyalurkan makanan.
Dua miliar umat Islam dipermalukan bukan lantaran lemah, tapi tak punya tameng yang menyatukan dan melindungi mereka. Maka waktunya kita bangkit, bukan sekadar dalam emosi, tapi dalam perjuangan sistemik untuk mengembalikan kehidupan Islam dalam naungan Khilafah.(***)
Penulis: Statistisi Ahli dan Kolumnis Publik di Sinjai
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post