Lalu nama Sultan Abdul Hamid II tertulis dengan tinta emas sejarah sebagai penjaga dan pembela terakhir Palestina dan rongrongan Yahudi yang ingin merampasnya.
Kegigihan Sultan Abdul Hamid II mempertahankan Palestina tercermin dalam perkataannya yang terkenal sebagai berikut: “Aku tidak akan melepaskan walaupun sejengkal tanah ini (Palestina), karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak umat Islam. Umat Islam telah berjihad demi kepentingan tanah ini dan mereka telah menyiraminya dengan darah mereka. Yahudi silahkan menyimpan harta mereka.”
“Jika khilafah dimusnahkan pada suatu hari, maka mereka boleh mengambil Palestina tanpa membayar harganya. Akan tetapi, selama aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Khilafah Islamiyah. Sungguh aku tidak setuju untuk mencabik-cabik tubuh kita sendiri, padahal kita masih hidup.”
Demikianlah sikap seorang pemimpin yang memposisikan dirinya sebagai perisai umat Islam dan tanah mereka.
Namun sejak Islam tidak diterapkan sebagai peraturan hidup, darah umat Islam begitu mudah ditumpahkan, kehormatannya dilecehkan, kekayaan mereka dijarah dan negeri mereka dijajah.
Untuk menyelesaikan semua masalah itu termasuk masalah Palestina diperlukan persatuan kaum muslimin di seluruh dunia. Persatuan inilah kelak yang mampu mendobrak sekat-sekat nasionalisme, dan mengetuk hati pemimpin-pemimpin kaum muslim untuk menolong saudaranya. Wallahu a’lam bisshowab.(***)
Penulis: Asal Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post