Ketiga, penguasa begitu menjunjung tinggi politik pencitraan. Mereka sibuk membangun citra seolah peduli dengan masyarakat. Blusukan kesana kemari, menebar janji manis tanpa jemu. Padahal, rakyat butuh tindakan nyata, bukan sekedar pencitraan.
Ketidaksesuaian antara sikap dan perilaku, dusta, pencitraan yang dilakukan penguasa terhadap rakyatnya memang telah menjadi tabiat demokrasi. Alih-alih melayani rakyat dengan tulus, rezim justru sibuk mencari pembenaran dan pembelaan diri atas kegagalannya.
Sesungguhnya, mahasiswa memang berpotensi sebagai agen perubahan. Sangat menggentarkan apabila mereka sudah bergerak serentak dan satu kata untuk menyuarakan tuntutan mereka terhadap penguasa. Dengan daya kritis dan semangat jiwa muda yang membara.
Mereka berada di garda terdepan untuk menyuarakan penyelesaian berbagai macam problematika bangsa yang sedang mendera. Mahasiswa juga berperan sebagai kontrol sosial atas pemerintahan. Mahasiswa dituntut mampu untuk mengontrol keadaan negara. Selain kritik, mahasiswa juga harus memiliki kontribusi riil untuk perubahan yang lebih baik.
Oleh karena itu, mahasiswa sejatinya harus memiliki pemahaman politik yang benar, yaitu politik Islam yang menekankan fungsi negara sebagai pelayan rakyat. Senantiasa berupaya untuk memahami syariat Islam kaffah. Aturan yang bersumber dari sang pencipta dan sunah Rasulullah SAW. Serta meneladani Rasulullah dalam menerapkan politik Islam dalam kehidupan bernegara.
Mahasiswa hendaknya, menyadari bahwa perbaikan pragmatis tidak akan mengubah keadaan negara ini menjadi lebih baik. Selama sistem rusak demokrasi kapitalis masih bercokol maka, selama itu pula kondisi rakyat akan tetap sengsara. Sebesar apapun tuntutan, tanpa perubahan fundamental tak akan membuahkan hasil apa-apa.
Pergantian rezim tanpa pergantian sistem ibarat ganti sopir namun tetap menggunakan kendaraan yang rusak. Dengan demikian, sudah saatnya mahasiswa melakukan perubahan hakiki sesuai dengan aturan syariat. Bukan dengan aturan buatan manusia. Wallahu a’lam bisshowwab.(***)
Penulis: Pegiat Literasi Kota Kendari
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post