Belum lagi, tidak adanya kontrol masyarakat dan penjagaan negara. Maka, makin tumbuh subur lah liberalisasi pergaulan itu sendiri. Aturan-aturan yang longgar dan pengaruh budaya Barat membuka peluang pergaulan bebas. Remaja mudah terjerumus ke dalam kenakalan dan perilaku menyimpang.
Selain itu, paham sekuler liberal telah merusak sendi kehidupan, menghilangkan sensitivitas umat terhadap perilaku maksiat, serta mendangkalkan akidah. Islam dianggap sebatas agama ritual saja yang mengatur masalah ibadah. Tidak untuk urusan muamalah, apalagi bernegara.
Maka, tidak heran, muncullah kebijakan kontrasepsi untuk pelajar di mana kebijakan ini membuka peluang untuk perilaku seksual di kalangan remaja, tanpa tanggung jawab dan kesadaran akan moral.
Ada pula kebijakan pendidikan Kespro (kesehatan reproduksi) berbasis Barat yang mengutamakan kesenangan dan bebas nilai agama, menyebabkan generasi muda kehilangan pegangan moral.
Tak ketinggalan, yang dari zaman ke zaman terus diperjuangkan kaum feminis adalah kesetaraan gender. Kebijakan ini meniru Barat, dan tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam yang menjaga kemuliaan perempuan dan keharmonisan keluarga.
Di tengah arus liberalisasi pergaulan yang sedemikian rusak, lantas apa yang harus kita lakukan?
Pada dasarnya, kesalahan memahami Islam hanya sebatas agama ritual saja, inilah yang kemudian melahirkan kerusakan demi kerusakan. Sebab, hakikatnya, Islam adalah sistem kehidupan. Segala aspek, bukan cuma ibadah, diatur di dalamnya. Maka, pertama yang harus dilakukan adalah menerapkan sistem pendidikan Islam.
Discussion about this post