Oleh: Rusdianto Samawa
Sudah 5 hari stay di Hu’u Dompu NTB. Menemui nelayan tuna, kepiting, petani rumput laut dan para agensi pariwisata. Lakey Hu’u tidak seperti dulu lagi. Hu’u sekarang kotor, penuh sampah plastik. Pemerintah bukan tidak peduli. Tetapi, kemampuan formulasi kebijakan pariwisata tidak populis.
Dari Hu’u pula, suara-suara nelayan ambigu. Dukungan terhadap caleg belum ditentukan. Termasuk ke saya sendiri. Mereka menolak dukungan ke PKB. Mereka lebih memilih dukungan terhadap calon utusan daerah yang lebih independen.
Para nelayan dan pembudidaya pesisir Dompu tidak lagi percaya pada Caleg incumbent (anggota legislatif) khusus DPR-RI karena sering berbohong dan tidak menepati janji. Masyarakat nelayan dan pembudidaya pesisir Dompu murka terhadap anggota DPR-RI yang ada.
Mereka memberi alat tangkap nelayan, tetapi meminta bayaran 10 persen. Mereka memberi bantuan mesin kapal tetapi meminta fee porsentase 10 persen. Cara-cara ini menimbulkan dampak yang kurang elok sehingga mereka tidak menerima kedatangan caleg-caleg yang maju sekarang -untuk 2024 mendatang.
Walaupun saya, Ketua Umum Front Nelayan Indonesia yang sudah membentuk struktur sekitar 20 paguyuban juga tidak dipercaya. Akibat janji-janji manis anggota legislatif yang tak kunjung diperhatikan.
Discussion about this post