Firdaus menilai, peran dan kiprah Airlangga dalam politik telah berhasil memperkuat dan membesarkan Partai Golkar. Keberhasilan Airlangga dalam memimpin Partai Golkar, kata Firdaus, menjadikan pemilihan penggantinya sebagai langkah krusial untuk memastikan keberlanjutan kedudukan politik dan marwah partai.
“Golkar telah mencapai posisi strategis di peta politik nasional berkat kepemimpinan Airlangga. Oleh karena itu, pemilihan sosok yang tepat untuk meneruskan estafet kepemimpinan menjadi sangat penting,” ujarnya.
Firdaus berpendapat agar Presiden Joko Widodo, yang akan segera mengakhiri masa jabatannya, dipertimbangkan menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Menurutnya, Jokowi adalah figur yang memiliki kapabilitas untuk menjaga stabilitas dan kesinambungan partai.
Selain posisi ketua umum, Firdaus juga menyebut pentingnya pemilihan jajaran teras partai yang tepat, termasuk dewan pembina dan penasihat.
Dalam pandangannya, sosok-sosok seperti Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Ketua Dewan Pembina, Aburizal Bakrie sebagai penasihat, dan Jokowi sebagai Ketua Umum, Ridwan Hisyam sebagai Sekretaris Jenderal dan Dolly Kurnia Tanjung sebagai ketua harian.
Lima orang yang disebutkan tadi, menurut Firdaus mereka dapat membentuk komposisi kepemimpinan yang solid, yang ia sebut sebagai ‘Pandawa Lima’.
Firdaus melihat kehadiran sosok Jokowi di kancah politik masih sangat dibutuhkan untuk memastikan visi dan misi partai serta koalisi berjalan dengan optimal.
Discussion about this post