PENASULTRAID KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka bersama Wakil Gubernur Hugua (ASR-Hugua) secara resmi membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dalam rangka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sultra tahun 2025–2029.
Kegiatan yang dirangkaikan dengan ekspos 100 hari kerja ASR-Hugua ini berlangsung di Hotel Azizah Syariah, Kota Kendari pada Selasa, 10 Juni 2025.
Dalam sambutannya, Gubernur ASR menegaskan bahwa Musrenbang RPJMD tahun 2025–2029 merupakan momentum strategis untuk menyusun arah kebijakan dan program prioritas pembangunan lima tahun ke depan.
Dokumen ini menjadi panduan utama dalam penyusunan APBD tahunan, sehingga harus memuat visi, misi, tujuan, serta sasaran yang jelas dan sejalan dengan janji politik serta aspirasi masyarakat.
Gubernur ASR menekankan bahwa seluruh anggaran pembangunan berasal dari masyarakat, sehingga penggunaannya harus tepat sasaran dan menghasilkan dampak nyata bagi kesejahteraan.
Untuk itu, setiap program prioritas harus disusun berdasarkan pendekatan perencanaan yang komprehensif, baik dari sisi proses maupun substansi.
Bappeda diminta untuk selektif dalam menyaring usulan dari perangkat daerah agar setiap program dapat saling bersinergi, menyelesaikan permasalahan masyarakat, dan memberikan efek berganda (multiplier effect), meskipun dengan keterbatasan anggaran.
Gubernur ASR memaparkan bahwa program 100 hari kerja difokuskan pada empat sektor prioritas, yaitu infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan agromaritim berbasis ketahanan pangan.
Untuk mendukung capaian pembangunan jangka menengah, delapan program unggulan telah dijalankan, antara lain: Samudra, Mantu, Jamaah, Satria Kepulauan, Laris, Penggaris, Setara, dan Sportika.
Semua program tersebut diarahkan untuk mendukung pencapaian tiga misi utama pembangunan Provinsi Sultra, yakni, pertama, mewujudkan masyarakat yang terjamin hak dan perlindungan sosialnya. Kedua, menumbuhkan perekonomian melalui konektivitas dan penguatan potensi pertanian, maritim, serta dunia usaha; dan terakhir, menguatkan birokrasi yang akuntabel, inovatif dan berintegritas yang berpegang teguh pada nilai-nilai budaya, kearifan lokal dan religius.
Misi pertama diwujudkan melalui program-program di sektor pendidikan dan kesehatan. Dalam pendidikan, ASR telah meluncurkan program Penggaris (Perlengkapan Gratis untuk Siswa), pengembangan sekolah unggulan di SMA Negeri 1 Kendari, pemberian beasiswa daerah bagi pelajar dari seluruh kabupaten/kota, hingga revitalisasi asrama pelajar dan mahasiswa.
Di sektor kesehatan, Pemerintah Provinsi berhasil melaksanakan operasi aneurisma pertama di Sultra, memperkuat layanan Sultra Health Service (SHS) sebagai program asuransi kesehatan masyarakat dan peletakan batu pertama pembangunan tiga rumah sakit daerah di Kabupaten Buton Tengah, Konawe Kepulauan, dan Kolaka Timur.
Proyek strategis ini turut melibatkan Menteri Kesehatan RI, yang menandakan dukungan pemerintah pusat terhadap penguatan layanan kesehatan di wilayah Sulawesi Tenggara.
Misi kedua ASR-Hugua, yaitu menumbuhkan perekonomian melalui konektivitas dan penguatan potensi pertanian, maritim, serta dunia usaha, difokuskan pada penguatan infrastruktur dan sektor agromaritim sebagai fondasi ekonomi yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara mengimplementasikan program strategis seperti Jamaah untuk pembangunan dan rehabilitasi jalan antarwilayah, pembukaan Terminal Tipe B Lacararia di Kolaka Utara, pembangunan dermaga, program mudik gratis, hingga perbaikan rumah korban gempa di Kolaka Timur.
Selain itu, sertifikasi tanah gratis melalui program PTSL dan pengembangan kebijakan ekonomi biru memperkuat basis ekonomi masyarakat berbasis sumber daya lokal. Peningkatan akses jalan provinsi untuk mendukung distribusi pangan, gerakan pangan murah, pasar tani, rehabilitasi lahan kritis, bantuan benih dan pupuk organik, serta penguatan Tempat Pelelangan Ikan di Kendari turut menjadi bagian dari agenda besar ini.
Pemerintah juga mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan melalui Program Mantu (modal usaha untuk ibu-ibu). Kebijakan-kebijakan ini terbukti efektif dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah.
Hingga April 2025, inflasi Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 1,71 persen, masih dalam batas aman target nasional sebesar 3 persen. Capaian ini menunjukkan bahwa langkah-langkah konkret yang dijalankan telah memberikan dampak langsung terhadap kestabilan harga, pengendalian inflasi, dan kesejahteraan masyarakat secara luas.
Discussion about this post