Terkait dengan buku yang diluncurkan itu, ia menaruh perhatian besar terhadap kehadiran buku-buku budaya terkait dengan program prioritas pembangunan Sultra yakni “Sultra Berbudaya dan Beriman”.
Dirinya berpandangan bahwa budaya adalah modal pembangunan bangsa. Modal tersebut terletak pada peranannya sebagai pengendali cara berpikir, berorientasi, dan berperilaku masyarakat.
“Untuk itu, kita perlu menggali nilai-nilai budaya yang telah lama hidup dan berkembang didalam masyarakat kemudian dituangkan ke dalam bentuk buku diharapkan dapat menjadi dokumen tertulis sekaligus menjadi bahan bacaan,” ungkapnya.
Ada dua buku yang diluncurkan sekaligus pada kesempatan itu, masing-masing berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Antikorupsi dalam Kearifan Buton” dan buku yang berjudul “Mekanisme Pengangkatan Sultan Buton dan Peran Lembaga Adat Kesultanan Buton”.
Buku ini ditulis oleh para akademisi dari Universitas Dayanu Ikhsanuddin (Unidayan) Baubau dan penggiat kebudayaan Buton. Penulisan buku ini merupakan kerjasama antara Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra.
Kepala Balitbang Sultra, Sukanto Toding melalui Kepala Bidang Sosial dan Kependudukan La Tanampe mengatakan peluncuran buku ini diawali dengan kegiatan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan bedah buku dan diakhiri dengan penulisan buku.
“Kegiatan bedah buku dilaksanakan dengan melibatkan ahli, tokoh masyarakat dan budayawan Buton yang dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2020 di Kota Baubau,” ulasnya.
Discussion about this post