Indonesia juga telah memasuki sejarah baru dalam pengolahan bijih nikel setelah beroperasinya pabrik hidrometalurgi pada Juni 2021 yang menggunakan nikel limonit untuk memproduksi MHP (Mixed Hydroxide Precipitate), dimana MHP ini menjadi bahan utama prekursor baterai berbasis nikel untuk kendaraan listrik.
Indonesia telah mengumumkan ambisinya untuk menjadi pemain penting dalam rantai pasokan kendaraan listrik global dengan mempromosikan mobil listrik dan percepatan produksi baterai kendaraan listrik.
Kementerian Perindustrian telah menyebutkan target jumlah mobil listrik pada tahun 2025 yang mencapai 400.000 unit, lalu meningkat menjadi 5,7 juta unit pada tahun 2035. Target ini juga sejalan dengan komitmen pemerintah menuju net-zero emission pada 2060.
Melalui Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia dalam acara Hari Nusantara di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, yang dipantau secara daring, pada Selasa (13/12), pemerintah menyatakan bahwa sedang mendorong pembangunan hilirisasi baterai kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara.
Oleh karena itu, untuk menjaga komitmen pemerintah dan mendukung program tersebut, diperlukan pasokan bahan baku bijih nikel yang stabil. Artinya, para perusahaan tambang nikel di daerah tersebut harus mampu menyuplai produk bijihnya ke industri pengolahan, khususnya pabrik hidrometalurgi.
Terdapat 172 izin usaha pertambangan di Sulawesi Tenggara yang akan mendukung program tersebut, termasuk diantaranya PT Gema Kreasi Perdana (GKP), anggota perusahaan dari Harita Nickel yang mulai aktif beroperasi sebagai penyuplai bahan baku bijih nikel.
Sinergi setiap perusahaan tambang, khususnya nikel menjadi penting dalam mewujudkan program pemerintah tersebut, baik dari industri hulu hingga hilirnya.
Dampaknya tidak hanya di satu sisi, hilirisasi nikel telah terbukti memberikan multiplier effect yang besar berupa peningkatan devisa, peningkatan Pendapatan Domestic Bruto, penyerapan tenaga kerja, serta penerimaan negara dan daerah.(***)
Penulis: BKT Metalurgi PII
Jangan lewatkan video populer:
https://youtu.be/PJTk5hEAfyI
Discussion about this post