Selain itu, pembukaan industri baru pengolahan bijih nikel telah menyediakan lapangan pekerjaan yang sangat luas bagi puluhan ribu tenaga kerja.
Menurut data pengamat ketenagakerjaan, Timboel Siregar, jumlah keseluruhan tenaga kerja yang ada di pertambangan nikel maupun industri hilirisasi nikel saat ini sekitar 111.000 orang pekerja.
Hilirisasi nikel juga mendorong proses alih teknologi yang memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat. Industri pengolahan bijih nikel memberikan nilai tambah 14 kali untuk produk feronikel dan 19 kali untuk produk stainless steel.
Dengan begitu, sumber daya alam yang diekspor ke luar negeri memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Semenjak pemerintah berupaya mendorong hilirisasi nikel, terhitung ada sekitar 58 smelter nikel yang diproyeksikan dibangun di Indonesia, 29 di antaranya berstatus operasional.
Selain itu, ada 8 kawasan industrial terpadu yang dibangun di Pulau Sulawesi dan Maluku.
Indonesia juga telah memasuki sejarah baru dalam pengolahan bijih nikel setelah beroperasinya pabrik hidrometalurgi pada Juni 2021 yang menggunakan nikel limonit untuk memproduksi MHP (Mixed Hydroxide Precipitate), dimana MHP ini menjadi bahan utama prekursor baterai berbasis nikel untuk kendaraan listrik.
Indonesia telah mengumumkan ambisinya untuk menjadi pemain penting dalam rantai pasokan kendaraan listrik global dengan mempromosikan mobil listrik dan percepatan produksi baterai kendaraan listrik.
Kementerian Perindustrian telah menyebutkan target jumlah mobil listrik pada tahun 2025 yang mencapai 400.000 unit, lalu meningkat menjadi 5,7 juta unit pada tahun 2035. Target ini juga sejalan dengan komitmen pemerintah menuju net-zero emission pada 2060.
Discussion about this post