Pengamanatan tanggung jawab ini diberikan karena pemahaman bersama seluruh rakyat Indonesia termasuk para founding father terhadap kesengsaraan yang dialami sebagai bangsa yang terjajah, yang mana tidak pernah merasakan kesejahteraan sosial dan hanya disajikan jurang besar antara si-kaya dan si-miskin selama masa penjajahan tersebut.
Kebijakan perencanaan pembangunan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat membutuhkan sumber data utama sebagai sandaran dalam monitoring terhadap hasil-hasil pembangunan serta untuk melihat capaian pembangunan yang sudah dilaksanakan, sehingga program-program pembangunan berikutnya dapat lebih optimal.
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang diselenggarakan oleh BPS merupakan salah satu sumber informasi untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Sejak tahun 2015, pengumpulan data Susenas dilakukan dua kali dalam satu tahun, yaitu bulan Maret dan September. Susenas yang dilaksanakan pada bulan Maret bisa disajikan sampai level kabupaten/kota. Susenas yang mengumpulkan informasi mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat, merupakan sumber data yang digunakan untuk memperoleh berbagai indikator.
Pencapaian kesejahteraan rakyat meliputi beberapa hal. Diantaranya, indikator pendidikan. Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut Ijazah/STTB yang tertinggi yang dimiliki yaitu, tidak memiliki ijazah 11,80%, ijazah SD/sederajat 21,77%, ijazah SMP/sederajat 25,58%, SMA/sederajat 25,64%, Diploma ke atas 15,21%.
Kemudian, indikator jaminan kesehatan. Persentase penduduk yang pernah rawat inap dalam setahun terakhir 3,10%, persentase penduduk yang memilki BPJS Kesehatan 69,75%, persentase tempat melahirkan anak lahir hidup terakhir Puskesmas 41,49%, penolong proses kelahiran terakhir oleh bidan 69,28%, perempuan berumur 15-49 tahun yang pernah kawin sedang menggunakan alat KB 41,68%.
Selanjutnya indikator di bidang perumahan meliputi kondisi rumah tangga yang memiliki akses air minum layak 94,64%, persentase rumah tangga menggunakan listrik PLN 97,02%, persentase rumah tangga menggunakan LPG 69,41%. Lalu, indikator kepemilikan HP, 98,96% dan pemanfaatan teknologi informasi 61,88%, tujuan mengakses internet adalah bermedia sosial 74,89%.
Discussion about this post