Faktor penyebab stunting yaitu rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani. Faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan kepada anak juga menjadi penyebab anak stunting apabila ibu tidak memberikan asupan gizi yang cukup dan baik. Ibu yang masa remajanya kurang nutrisi, bahkan di masa kehamilan, dan laktasi akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh dan otak anak.
Faktor lainnya yang menyebabkan stunting adalah terjadi infeksi pada ibu, kehamilan remaja, gangguan mental pada ibu, jarak kelahiran anak yang pendek, dan hipertensi. Selain itu, rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk akses sanitasi dan air bersih menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan anak.
Ini Susunan Lengkap Pengurus PWI-IKWI Sultra Periode 2021-2026 https://t.co/pSk082s4KD
— Penasultra.id (@penasultra_id) December 14, 2021
Namun, seyogianya patut disadari jika permasalah stuting bukan hanya terletak pada orang tua yang tak paham akan kebutuhan gizi anak, namun hal ini terjadi juga tidak terlepas dari penerapan sistem kapitalis sekuler. Yakni, sistem kapitalisme yang dianut oleh negara Indonesia telah menjauhkan peran negara dalam meriayah rakyatnya. Kebijakan yang ditetapkan selalunya hanya berlandaskan manfaat semata, bukan untuk pengurusan rakyat.
Negara seolah lepas tanggung jawab dalam mengurusi persoalan rakyatnya. Negara justru bertindak sebagai regulator yang menjamin individu mampu (memiliki modal) agar terpenuhi kebutuhannya. Jargon sejahtera dalam sistem saat ini yang selalu digaungkan penguasa seakan hanya ilusi, tanpa hasil nyata. Ironisnya lagi, penyelesaian masalah stunting dalam negara kapitalis justru dikembalikan kepada masyarakat dengan menganjurkan pemenuhan kebutuhan gizi secara mandiri.
Hal tersebut terlihat dimana pendistribusian kebutuhan pokok secara merata ke berbagai daerah tidak sepenuhnya berjalan dengan lancar, apalagi di daerah-daerah pelosok hampir tidak tersentuh dengan sempurna. Selain itu, ketersediaan kebutuhan pokok juga tidak dibarengi dengan harga yang bisa dijangkau oleh masyarakat, yang ada harga kebutuhan pokok kian hari kian melejit. Akibatnya, banyak sebagian rakyat yang tidak mampu membeli kebutuhan pokok harian, sehingga membuat anak-anak tidak terpenuhi gizinya dengan sempurna, dan masalah stuting tidak bisa terhelakkan lagi.
Sehingga, usaha pemerintah mengatasi stuting dengan melakukan intervensi gizi spesifik dan sensitif, tanpa dibarengi dengan penerapan sistem yang baik, yaitu sistem yang mampu meriayah rakyatnya dengan sempurna, maka semua itu mustahil mampu untuk mengatasi stuting hingga ke akarnya. Sebab, masalah stuting adalah masalah sistemik yang satu dengan lainnya saling berkaitan.
Islam the Solution
Dalam Islam, nasib rakyat sangat diprioritaskan, apalagi para tumbuh kembang para generasi. Sebab, para generasi lah penentu peradaban bangsa, sehingga penjagaan negara Islam terhadap nasib mereka dan pemikiran mereka sangatlah diutamakan. Tumbuh kembang anak sangat diperhatikan oleh negara Islam. Maka wajar dalam Islam generasi bisa tumbuh menjadi generasi-generasi uang tangguh pengukir peradaban mulia yang namanya harum hingga kini.
Pemimpin (khalifah) benar-benar menunaikan mandatnya selaku khadimul ummah (pelayan umat) sebab kepemimpinan merupakan tanggungjawab yang akan dimintai pertangungjawaban kelak,
Discussion about this post