“Investasi mereka akan bangun pabrik di kawasan itu, bisa aspal maupun dengan yang lain-lain. Termasuk perikanan tadi, saya paparkan juga. Jika dia berminat di perikanan, kita akan lihat di Kamaru, Kecamatan Lasalimu berupa lahan yang sudah disiapkan oleh pemerintah daerah sejak zaman Bupati Pak Sjafei dulu. Itu kita tawarkan juga lokasinya,” La Bakry.
Terkait pengembangan aspal alam Buton untuk memenuhi kebutuhan aspal nasional, mantan Wakil Bupati Buton tersebut berharap beberapa investor yang sudah ada niat membangun smelter bisa segera action.
Dalam pertemuan ini, belum ada kepastian berapa nilai investasi yang disiapkan PT BeFa Industrial Estate Tbk. Namun, Bupati Buton berharap investor asal negeri Sakura tersebut dapat berinvestasi di atas Rp 10 triliun.
“Nilai investasi, tergantung kapasitas yang mereka kehendaki. Kapasitas produksi aspal misalnya, berapa kapasitas produksi pertahun ya, disesuaikan. Kita berharap sih, di atas Rp 10 Triliun lah. Mereka datang menjajaki, karena saya sudah paparkan potensi dan peluang-peluang di Kadin dua tahun yang lalu dan itukan mereka terus mau komunikasi. Ini ada yang dari Jepang sambungan dari Kadin itu, mereka berminat ingin melihat kondisi lokasi sesungguhnya seperti apa. Kita berharap ada kecocokan,” harap La Bakry yang juga Ketua DPD Golkar Buton.
Sementara itu, di tempat yang sama, President Director PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk., Yoshihiro Kobi mengungkapkan bahwa pihaknya cukup lama di Bekasi membangun kawasan industri.
Menurutnya, Indonesia memiliki ragam budaya, tiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. Olehnya itu, apa yang telah dibangun di Bekasi belum tentu bisa dikembangkan di Buton. Perlu pembelajaran dan disesuaikan dengan karakteristik suatu daerah.
“Jadi kita sudah cukup lama di Bekasi bikin kawasan industri yang mendatangkan banyak industri dari luar negeri juga. Tapi setiap daerah itu ada ciri khasnya yang khusus. Kita tidak bisa copy yang kita bangun di Bekasi itu di sini. Tapi saya ingin tahu apa yang spesial di Buton ini. Aspal ada, nikel ada, perikanan ada. Jadi kita harus mikir lagi apa yang cocok untuk industri, kalau seandainya kita mau bikin kawasan industri,” bebernya.
Yoshihiro menjelaskan, berdasarkan hasil pemaparan Bupati, pihaknya prospek condong ke investasi tambang nikel. Namun, masih akan melihat hasil peninjauan lapangan nanti.
Discussion about this post