Sebenarnya, jawaban Anies terhadap pertanyaan Prabowo itu simpel, yakni harus mencegah karbon lebih besar dibanding oksigen. Sederhananya, karbon dioksida diserap oleh tumbuh-tumbuhan melalui proses fotosintesis, oksigen akan kembali dihasilkan ke udara. Namun, laju produksi karbon dioksida jauh lebih cepat daripada produksi oksigen.
Catatan data iklim memberikan bukti indikator utama perubahan iklim, seperti berkurangnya lahan hijau yang menciptakan oksigen. Dengan adanya industri, kemajuan teknologi, dan pertumbuhan populasi, kadar karbon dioksida di bumi meningkat pesat. Sementara, lahan-lahan hijau semakin sempit.
Padahal karbon yang dimaksud, gas-gas emisi yang memiliki kandungan karbon dioksida tinggi yang dihasilkan dari pembakaran senyawa, misalnya asap dari pembakaran bensin, solar, kayu, daun, gas LPG, dan asap batubara (kemarin melanda DKI Jakarta) serta bahan bakar lain yang mengandung hidrokarbon.
Emisi karbon menjadi salah satu kontributor terbesar dalam perubahan iklim global yang berdampak buruk pada lingkungan. Dampak emisi karbon dioksida, yang dihasilkan oleh industri dan aktivitas manusia, telah memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan. Kandungan karbon dioksida dalam emisi yang terperangkap di atmosfer menyebabkan peningkatan suhu bumi menjadi mendidih.
Dalam konteks itu, Anies Baswedan telah menerapkan kebijakan penghijauan di wilayah DKI Jakarta. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada Prabowo, tak harus memberi jawaban yang detail. Namun, Anies telah paparkan pengalaman selama di DKI Jakarta saat debat kemarin.
Anies telah melaksanakan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 bahwa setiap kota harus memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal sebesar 30%, dimana sebesar 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Itu jawabannya. Prabowo harus tau program yang telah dilaksanakan Anies selama memimpin DKI Jakarta. Masalah yang tak kunjung selesai adalah saat tidak mengakui kemampuan Anies.
Anies Baswedan telah memberikan jawaban dalam berbagai tahapan kebijakan semasa Gubernur DKI Jakarta. Termasuk kontrol terhadap transportasi, udara, suhu, iklim, hingga pengendalian banjir di DKI Jakarta. Hal itu sangat berhasil. Namun, banyak orang tak mengakuinya.
Rumput Laut Penghisap Karbon: Program Anies untuk Indonesia dan Dunia
Bagian dari komitmen Anies Baswedan berdialog dengan nelayan, petani rumput laut dan petani (Pertanian) di Banyuwangi pada 28 Desember 2023 hari ini, dalam kerangka memberi jawaban akan keraguan terhadap kemampuan Anies orkestrasi program untuk atasi pendidihan bumi (pemanasan global).
Pengajuan rumput laut sebagai program nasional Anies bukan tanpa riset dan penelitian. Karena tanaman rumput laut telah berhasil menghilangkan (menghisap) karbon dioksida dari atmosfer setidaknya telah terbukti selama 500 juta tahun lalu.
Discussion about this post