Menurutnya, kedua proyek juga selaras dengan visi pemerintah untuk mendorong konservasi dan pertambahan nilai untuk mineral yang ada di Indonesia.
“Pengembangan di Sulawesi Selatan, jika tidak ada kendala akan diresmikan pada tahun ini,” kata Febry.
Pada proyek pengembangan di tiga provinsi, PT Vale dan para mitra telah sepakat menerapkan komitmen ESG. Bagi PT Vale ESG bukan sekedar sebuah inisiatif, lebih dari itu ESG adalah jati diri dan perusahaan ingin membawa kemakmuran bagi semua orang.
“Kami percaya, bahwa tidak ada masa depan yang lebih baik tanpa pertambangan. Disisi lain, tidak akan ada pertambangan jika tidak ada kepedulian terhadap masa depan,” Febry menambahkan.
Konsistensi dari praktik pertambangan berkelanjutan PT Vale telah mampu menarik investor global dari Ford, produsen kendaraan listrik yang pertama kalinya berinvestasi di Indonesia dan Huayou produsen baterai listrik, untuk berinvestasi di Indonesia.
Standar ESG inilah yang menjadi acuan perseroan dalam mendukung upaya pemerintah mewujudkan ekosistem Electric Vehicle (EV) atau kendaraan listrik, yang sejalan dengan tujuan Indonesia Net Zero Emission, atau penurunan emisi karbon di Indonesia pada tahun 2030.
“Peta jalan Net Zero Emission pemerintah juga telah tertuang dalam Peta Jalan PT Vale untuk mengurangi emisi karbon 33 persen pada 2030 dan mencapai net zero pada 2050,” Febry memungkas.
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post