Jokowi memahami perubahan politik Indonesia melampaui pemahaman para elit politik dan pimpinan Parpol. Saat elit politik sibuk bermain “presiden-presidenan”, Jokowi justru mempersiapkan calon-calon presiden sungguhan.
Saat elit politik sibuk bertengkar karena bertemu atau tidak bertemu dengan elit politik lainnya, Gibran malah susah mengatur jadwal bagi antrian elit politik yang ingin bertemu dengannya. Saat Parpol sibuk tarik menarik koalisi, Gibran dan adik-adiknya malah terpaksa mendorong muncul paslon lain agar tidak calon tunggal.
Seperti dirinya, Jokowi mempersiapkan anak-anaknya mengikuti proses yang sama mulai jadi walikota. Jokowi tidak membuat anak-anaknya jadi petinggi Parpol, Anggota DPR, maupun jadi menteri. Semua anaknya dilatih mulai dari bawah jadi kepala daerah. Tidak langsung ditarik ke Jakarta agar selalu dekat dengan Istana.
Anak-anak Jokowi tidak tokoh nasional, tetapi semua tokoh nasional datang “sowan” ke anak-anaknya. Tidak tokoh nasional, tetapi jadi bahan berita nasional dan selalu tampil di layar kaca berita nasional.
Jika akhirnya “Sang Menang”, sesuai tagline PSI untuk Kaesang akhirnya maju dan menang di Pilkada Depok 2024, maka Jokowi memiliki tiga orang anak yang siap menerima tongkat estafet kepemimpinan nasional berikutnya.
Ketiganya akan siap menjadi calon gubernur hingga calon presiden berikutnya. Saat para elit dan pimpinan Parpol yang polos akan datang dengan stempel hanya menjadi “tim sukses” pengusung dan pendukung. Saat para aktivis yang lugu hanya akan bermimpi untuk jadi komisaris.(***)
Penulis adalah Presidium Kongres Rakyat Nasional (Kornas)
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post