Fitrah anak yang harusnya menjadi anak yang taat pun rusak. Sekularisme telah berhasil menjadikan generasi muda jauh dari identitas agamanya. Jelas, penerapan sistem hidup kapitalisme gagal memanusiakan manusia.
Fitrah dan akal tidak terpelihara, menjauhkan manusia dari tujuan penciptaannya yaitu sebagai hamba dan Khalifah pembawa rahmat bagi alam semesta. Maka tak heran, lahirlah generasi rusak dan merusak.
Saatnya Kembali Pada Islam
Islam mendidik generasi menjadi generasi yang memiliki kepribadian Islam yang akan berbakti dan hormat pada orangtuanya dan memiliki kemampuan dalam mengendalikan emosi.
Islam akan mendorong anak-anak bersikap lemah lembut terhadap orangtua tidak bersikap kasar seperti menghardik atau meninggikan suara.
Islam mendidik generasi untuk mencintai Allah SWT dan agamanya. Orangtua juga dituntut agar mengajarkan anak-anak mereka dengan nilai-nilai agama yaitu mengenalkan anak pada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.
Dari kecintaan itulah lahirlah ketaatan berbakti pada orangtua. Anak-anak akan menghargai orangtua, sebab anak akan paham bahwa orangtua merupakan jalan menuju surga. Bahwa anak saleh dan shalihah merupakan investasi surga bagi kedua orang tuanya.
Islam akan mendorong para orangtua agar memberikan pendidikan terbaik kepada anaknya hingga anaknya paham tanggung jawabnya. Seperti menanamkan konsep keimanan yang benar, menjelaskan kewajiban melakukan birrul walidain.
Allah SWT mengingatkan kepada orangtua untuk menjaga diri dan keluarganya dari api neraka.
“Wahai orang-orang beriman! peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.“(QS At-Tahrim: 6)
Islam memiliki mekanisme dalam menjauhkan generasi dari kemaksiatan dan tindak kriminal, juga akan menegakan sistem sanksi yang menjerakan sehingga dapat mencegah semua bentuk kejahatan termasuk kekerasan pada orangtua. Wallahu alam bi ash shawwab.(***)
Penulis adalah Pemerhati Sosial
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post