Belum ada penelitian yang pasti tentang bagaimana asal mula warga Buton mampu memiliki pengetahuan bertahan hidup dengan menjadi petani jagung yang memanfaatkan luas lahan tanah yang terbilang tidak luas. Pun demikian, sebagian kontur tanah yang berbatu tidak membuat tanah di Buton tak subur ditanami jagung.
Informasi bila olahan jagung bernama Kapusu Nosu menjadi makanan pokok pada masanya diperoleh dari penuturan salah seorang warga Kota Baubau yang tinggal di Kelurahan Melai, Kecamatan Murhum, Kota Baubau bernama Zulia.
Wanita kelahiran tahun 60-an itu merasakan betul kala itu Kapusu Nosu menjadi makanan pokoknya bersama makanan khas lainnya, seperti kasuami dan kambuse.
Cara Membuat Kapusu Nosu
Zulia bercerita cara memasak Kapusu Nosu juga terbilang cukup mudah atau tidak sulit.
Cukup menyediakan jagung setengah matang atau tidak terlalu muda maupun tidak terlalu tua. Jagung terlebih dahulu dipipil kemudian dibilas hingga bersih dengan air mengalir. Lalu ditumbuk tapi tidak begitu halus.
Setelah itu, masukan jagung yang telah dibersihkan ke dalam periuk atau panci. Tambahkan air bersih secukupnya atau sesuai jumlah jagung yang akan dibuat sebagai Kapusu Nosu kemudian mulai direbus.
Dimasak dengan tungku berbahan kayu bakar semakin menambah aroma dan cita rasanya. Lalu pada saat setengah masak dimasukan santan kelapa yang sudah diperas. Tambahkan daun serai dan bawang merah sesuai selera.
Setelah dimasukan semua bahan pelengkapnya, diaduk hingga merata. Masak hingga jagung terasa empuk dengan kuah mengental. Angkat dan sajikan. Kapusu Nosu siap anda nikmati.
“Orang Buton bilang kambaka ee atau enak rasanya. Kenapa juga Kapusu Nosu ini jadi makanan pokok karena kita tanam sendiri jagung, bahkan sebagian hasilnya dijual juga ke pasar,” kata perempuan yang akrab disapa Iya itu, Senin 11 November 2024.
Discussion about this post